Tidak heran jika rumah karya arsitek handal akan mengagumkan dengan hasil yang penuh perhitungan. Tentu saja, rumah yang dirancang oleh para arsitek akan berbeda dengan rumah yang dirancang oleh orang rumahan. Rumah yang dirancang tersebut tidak serta merta menghasilkan bentuk sebuah rumah, namun lebih dari itu. Seperti halnya konsep yang jelas, desain rumah yang luar biasa serta tampilan rumah yang memukau. Desain rumah yang ditangani oleh para arsitek tentu tidak akan sia-sia. Hal ini terbukti dari banyaknya rumah hasil rancangan arsitek handal yang sangat menarik perhatian banyak orang. Tentu, rumah yang dirancang oleh para arsitek akan sedikitnya dijadikan sebagai inspirasi bagi banyak orang, terutama calon pemilik rumah. Seperti salah satu rumah rancangan aristek terkenal dimana beliau telah merancang desain rumah yang berbeda dari yang lain. Rumah ini dikenal dengan sebutan P House atau Dancing Moutain House. Untuk lebih mengetahui bagaimana hasil rancangan rumah tersebut? Yuk kita simak penjelasan kami di bawah ini! Dancing Mountain House atau yang sering disebut dengan P House ini yakni karya Budi Pradono Architects BPA. Beliau telah berhasil mendapatkan penghargaan sebagai proyek residensial terbaik seantero Asia dalam Arcasia Architecture Awards AAA tahun 2016. Perlu Anda ketahui bahwa Arcasia yakni sebuah Dewan Arsitek Regional Asia yang dibentuk oleh 19 organisasi arsitek se-Asia. Untuk institusi ini, Indonesia tentunya diwakili oleh Ikatan Arsitektur Indonesia IAI yang juga sebagai anggotanya. Rumah dengan konsep rumah yang luar biasa ini dirancang dengan menyisipkan rumah dengan perpustakaan untuk berbagi pengetahuan kepada penduduk setempat. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Dancing Mountain House ini berasal dari rumah-rumah tua dengan memaksimalkan penggunaan bahan-bahan lokal yang tersedia di daerah sekitarnya seperti bambu, tanah liat, batu, dan batu bata. Rumah ini juga dibangun oleh masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi. Yang membedakan P House dengan rumah lainnya dimana P House ini menggunakan teknologi asli yang digunakan oleh masyarakat yang ahli dalam sistem struktur bambu dan juga kerajinan batu lokal. Proyek ini setidaknya bertujuan untuk menonjolkan rumah-rumah Desa Jaw. Dimana dengan menambahkan bentuk pegunungan di beberapa ruang sebagai sebuah interpretasi pegunungan di sekitarnya. Atap di dalam rumah ini dibuat terbuka yang sekaligus berfungsi sebagai cahaya langit guna mendapatkan cahaya alami sebanyak mungkin ke dalam rumah tersebut. Secara umum, material bahan yang digunakan untuk membuat rumah ini yakni dari bambu sebagai bahan struktur utama yang mudah ditemukan di sekitar proyek bangunan rumah tersebut. Jika dilihat dari desain rumah tersebut, maka Dancing Mountain House atau P House termasuk ke dalam jenis rumah unik. Ingin tahu seperti apa keunikan dari P House ini? Yuk kita simak dibawah ini! Dancing Mountain House Sebagai Rumah Bertajuk Tradisional Dancing Mountain House yang dirancang oleh Budi Pradono ini memang lebih mengedepankan sisi tradisional. Dapat dilihat di lingkungan tersebut tentunya hampir semua pohon besar yang ada di lingkungan tersebut dipertahankan. Hal ini untuk menonjolkan rumah tersebut bertajuk alam. Di tengah taman tersebut dapat Anda temukan sebuah pohon puleâ. Pohon ini diketahui menjadi salah satu pohon yang digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tidak heran jika pohon yang satu ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Dancing Mountain House Dibuat Untuk Perpustakaan Terbuka Pemilik rumah P House yang dirancang oleh Budi Pradono ini merupakan seorang pensiunan dosen yang ingin berbagi koleksi buku ekonomi dan sains kepada masyarakat sekitar. Mereka menghargai struktur bambu yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat saat ini. Pada awalnya rumah ini dibuat sebagai sebuah hunian untuk anaknya, akan tetapi karena tinggal diluar kota, maka dibuatkan rumah ini sebagai sebuah perpustakaan kolektif untuk berbagi ilmu. Perpustakaan atau ruang belajar dibuat dengan geometri lain yakni bentuk oval yang berdiri terpisah sebagai paviliun. Diharapkan dengan adanya bangunan ini, maka masyarakat sekitar dapat memanfaatkan keberadaan buku-buku di perpustakaan dengan sebaik-baiknya. Dikarenakan pada awalnya akan digunakan sebagai sebuah hunian, maka ruang tidur dioperasikan secara mandiri dan tetap tertutup. Sedangkan untuk semua area publik benar-benar terbuka dan menghadap ke arah taman dan juga hutan tropis di depannya. Dancing Mountain House Dirancang Dengan Konsep Rumah Pedesaan Karena proyek ini berada di daerah terpencil pinggiran kota kecil, proyek ini menggunakan sinar matahari sebagai cahaya alami di siang hari dan menggunakan pemanas air matahari untuk mandi. Saat musim hujan, maka air hujan dikumpulkan yang akan digunakan selama musim kemarau. Sedangkan untuk depan rumah tersebut menghadap sebuah taman sehingga memungkinkan dalam jumlah paling banyak mendapati cahaya. Karakter proyek ini menunjukkan interpretasi kontemporer tentang bentuk rumah desa sederhana. Karakter struktur bambu dominan tentu cukup signifikan. Penggunaan bambu sebagai bahan atap tentu sebagai bahan material yang baru dan dibangun disana. Sedangkan dari kejauhan bangunan-bangunan tersebut tampak seperti rumah-rumah di pedesaan. Lokasi dan Kondisi Dancing Mountain House Dancing Moutain House atau P House ini terletak di ketinggian 2000 m di atas permukaan laut dan terletak di punggung Gunung Merbabu yang dikelilingi oleh beberapa gunung lain seperti Gunung Merapi dan Gunung Telomoyo. Daerah ini cukup dingin dengan suhu rata-rata sekitar 17-22 ° C. Secara konseptual proyek ini mencoba untuk menonjolkan kenangan masa kecil keluarga dengan keterbukaan dengan berbagi ruang. Kamar mandi utama adalah ruang sosial di mana masih bisa berinteraksi dengan ruangan lainnya Sedangkan ruangan lain dihubungkan oleh ruangan inti seperti dapur, lounge, pantry, ruang makan dan ruang keluarga sehingga semuanya benar-benar terbuka. Secara teknis, proyek ini memberikan contoh penggunaan bambu dengan menggunakan teknik lama dan juga teknologi baru untuk masyarakat sekitarnya. Dari sudut pandang ekonomi dan sosial, proyek ini dibangun dengan menonjolkan aspek ekonomi dan juga budaya di daerah sekitarnya. Dancing Mountain House Dibuat Dengan Material Alami Kesederhanaan dari rumah ini tentunya merupakan tema kedua yang ditonjolkan oleh proyek ini. Material bahan yang digunakan untuk membangun rumah ini yakni seperti batu bata, bambu, dan batu dengan cara lain. Pintu-pintu yang digunakan di setiap ruangan adalah pintu daur ulang dari rumah tua, tentu hal ini sebuah strategi penggunaan bahan daur ulang. Bahan â bahan yang digunakan diantaranya âą Infill bata merah dan batu âą Fasad batu, bata, kaca âą Lantai beton ekspos, pecahan bambu kamar tidur dan batu andesit kamar mandi âą Langit â langit pecahan bambu dan kertas insulasi âą Lainnya profil baja dan kaca Demikianlah beberapa keunikan dari Dancing Mountain House atau P House yang ternyata wajib untuk Anda ketahui. Semoga bermanfaat!padaobjek Dancing Mountain House ini. KATA KUNCI: material bambu, Dancing Mountain House, Budi Pradono PENDAHULUAN Dunia arsitektur saat ini tidak terlepas dari permasalahan lingkungan dan global warming. Pada masa revolusi di abad 18, dimana mulai banyak terbangun pabrik-pabrik, pembangkit listrik,
Meijie Mountain Spa Huisjes. Cerca De Bambu. Jardins. Casa Stark. Dancing Mountain House Salatiga by Budi Pradono Architects. Móveis De Bambu. Projetos De Pvc. Construção De Uma Casa. Tiny House. Bamboo Micro Houses Proposal - AFFECT-T - Micro House - Alternating Tread Staircase - Humble Homes. Horta. Jardinagem. Jardim De Bambus
Road ClosuresMaster Restrictions and CC&RsNon-Standard Vehicle PermitsActivities & Facility Rentals-Community EventsEvent CalendarActivities and ClassesFacility RentalsCommunity MeetingsNeighborhood WatchMountain House LibrarySchoolsPress ReleasesPublic Safety - SheriffPublic Safety - FireUtilitiesGarbage and RecyclingWater ConservationAnimal ControlElection and Voter InformationPost OfficeTransportation Services & Regional AgenciesAdopt-a-Road ProgramStormwaterPesticide+Information for ResidentsInformation for BusinessesLearn More Residents » Activities & Facility Rentals View all Events, Activities, Classes, and Meetings on our Events Calendar. Music in the Park Saturdays, 500 pm - 800 pm Central Community Park Saturday, May 20th Saturday, June 17th **200 - 800 Saturday, July 15th **600 - 900 Saturday, August 19th **600 - 900 Saturday, September 17th The community is invited to bring their picnic dinners and their dancing shoes to this community favorite annual event, the third Saturday of the month, May through September. All the events feature delicious food and drinks and shopping with local artisans. If you are a vendor and would like to participate in our event please fill out the Food Vendor Form and or the Event Vendor Form. Music in the Park Celebrates Juneteenth Saturday, June 17th 200pm-800pm Celerate Juneteenth at the Music in the Park. Celebrate the Emancipation of African-Americans with family friends and neighbors at this multicultural , fun and interactive community event. The celebration will feature local food vendors and artisans, live music, DJ music and linedancing, and history on Juneteenth. The day's festivities conclude with a performance from Groove Ride. Families are encouraged to attend. Community Events are a great way to meet new neighbors, spend time with your family or catch up with your friends. Mountain House offers many events throughout the year for everyone to enjoy. Independence Day Celebration Tuesday, July 4th Central Parkway Kick off the Nations Independence day with our Annual Parade along Central Parkway. The parade begins on Central Parkway and Main Street goes along Central Parkway to Heritage and then turns at Heritage and goes back down Central Parkway to end at Main Street where the fun is just getting started. If you are a vendor and would like to participate in our event please fill out theFood Vendor Form and or the Event Vendor Form. If you would like to participate in the parade, 2023 Parade Entry Form are now open. Don't forget to read the 2023 Parade Regulations for more details.
ContentiousCottage - Sherwood Forest, Maryland - This project is located in a century-old community established as a summer retreat. Original cottages, averaging only 750 SF, were designed in the picturesque Adirondack rustic style employing green, horizontal siding, rustic locust post porches, railings and architectural ornament â all prescribed by design covenant.Desain Aristek Budi Pradono di Tanah Salatiga P House, proyek rumah individu karya arsitek Budi Pradono di tanah Salatiga dengan bangunan modern dan desain sophisticated. 17 Nov 2016 Dancing Mountain House atau P House, demikian ia disebut oleh pendirinya, arsitek Budi Pradono dari Budi Pradono Architects BPA adalah proyek rumah individu yang berdiri di tanah Salatiga, Jawa Tengah. Proyek P House melibatkan masyarakat setempat dalam pengerjaannya. âSaya menggunakan metode merancang sesuai dengan kemampuan masyarakat setempat. Konstruksinya berbahan dasar bambu dengan meminjamâ bentuk-bentuk puncak gunung yang mengelilingi kota dan pedesaan Salatiga, yakni gunung Merapi, Telomoyo, Tidar dan Andong untuk atap rumahâ, ujar Budi Pradono. BPA mengkombinasikan semangat artisanal dari tukang-tukang otodidak yang terbiasa membangun rumah-rumah desa dengan pengetahuan arsitekturalnya. Hasilnya adalah bangunan modern dengan desain sophisticated, yang menggunakan material tradisional semacam batu kali dan bambu. Budi juga menambahkan bahwa rumah tersebut didedikasikan untuk almarhum ayahnya, seorang pendidik dan pengajar di Salatiga. Selain membangun ingatan kolektif bagi keluarga besarnya, ia juga menggagas bangunan mungil perpustakaan umum bagi masyarakat setempat. Begitu indahnya semangat pengerjaan dan hasil karya P House, rumah ini kemudian meraih penghargaan dari Arcasia Award for Architecture AAA 2016. Oleh salah seorang juri, Rebecca Lo, dikatakan P House mampu menciptakan memori intim masa lalu dan jiwa keluarga secara sekaligus. âSaya juga kagum dengan penggunaan materi-materi di rumah lama yang ditransformasikan ke rumah baru, semacam romantika yang terus dibawa oleh keluarga, dan disaat bersamaan memberi cukup ruang publik bagi masyarakat sekitar dengan hadirnya perpustakaanâ kata Rebecca.WS. Foto Dok. BPA AuthorDEWI INDONESIA ARTIKEL LAINNYA Budi Pradono yang menampilkan karya "Get Well Soon"di Galeri Nasional pada Juli silam.... Sebagai salah satu situs candi Buddha terluas di Indonesia, Nia Dinata mengangkat kisah peradaban Muarajambi dan kehidupan masyarakatnya hingga kini... Christie Basil menggunakan elemen âburungâ dan âsangkarâ sebagai analogi perjalanan kehidupan menuju sebuah pernikahan... Sejauh Mata Memandang berkesempatan menampilkan koleksinya dalam perhelatan yang digagas oleh Kedutaan Indonesia di Bulgaria dengan Duta Besar Iwan Bogananta Bulgaria, Albania dan Makedonia Utara ... Koleksi kapsul yang menampilkan sandal ciri khas Rajnik dan dihiasi oleh hiasan tiga dimensi khas Aidan dan Ice... Karakter wewangian yang kuat dari Dolce & Gabbana Eau De Parfum terbaru untuk tampil berani dan percaya diri... Hampir 10 tahun berlalu, Le Quartier masih dipandang sebagai salah satu restoran terdepan di Jakarta berkat komitmennya untuk selalu mengedepankan kualitas yang unggul....
ï»ż - Explore kusno utomo's board "budi pradono", followed by 52,662 people on Pinterest. See more ideas about architect, architecture, house.This house for two retired lecturers in the Indonesian city of Salatiga was designed with multiple bamboo funnels on its roof to echo the area's mountainous topography + slideshow. Indonesian studio Budi Pradono Architects designed the house for a retired couple and their extended family in Salatiga, a small city on the island of Java. The home, which the architects called Dancing Mountain House, features five steep-pitched bamboo roofs topped with skylights, designed to reference the peaks of the surrounding landscape. "The house is at an altitude of 2,000 metres above sea level on the ridge of Mount Merbabu, and is surrounded by several other mountains," explained the architects. "We added the form of mountains above some spaces as an interpretation of the surrounding area, and also to bring in as much natural light as possible." At the back of the property, a zigzagging roof was also added to suggest a cluster of village houses joined together. "The project seeks to interpret Javanese houses in multiplication â from a distance, it looks like the houses in the surrounding villages," said the architects, whose other projects include a curved concrete house and a tilting glass home, both of which feature trees growing inside. Inside, the house has an open-plan split-level living space that follows the slope of the site. Four bedrooms behind this each have their own bathroom. The living room has a glazed wall that reaches nearly four metres high, offering views out to an adjacent forest. This panel comprises a patchwork-style arrangement of black-framed windows, some of which pivot open to provide natural ventilation. Topped with the steep-pitched bamboo roofs, the bedrooms have an internal height of six metres and also feature tall sections of glazing, with pivoting doors to access en-suite bathrooms. A communal washroom with a curved brick wall was added behind the kitchen to provide a more sociable bathing space where the owners, their children and their grandchildren can wash and still feel connected to the living area. "The main bathroom is designed as a social area, where people can still interact with others in different areas of the house," said the architects. "Conceptually, this project is trying to bring back childhood memories of the family, with open, shared spaces." In the garden, an oval-shaped pavilion houses a library that can be used by the local community. "The homeowners are retired lecturers, and they wanted to share their collection of economics and science books," said the architects. "It has also become a sharing space for young creatives in the region, to help bring them to the next stage of their careers." The house was built over a period of two years by a team of novices from the local community, using readily available materials such as bamboo for the frame, roof and bedroom flooring, and stone and bricks for the walls. "The owners had an appreciation of bamboo structures which had begun to be abandoned in the community," said the architects. "This project uses the indigenous, low-tech methods of the community, and their expertise in bamboo structural systems and stone construction." British architects Invisible Studio took a similar approach when designing a workshop near Bath last year, managing a team who had never built before to construct the building with timber from the surrounding forest. "From a social point of view, Dancing Mountain House is not built by the professional contractor, but by the local community, so as to provide economic and cultural benefits to the area," added the architects. A rainwater harvesting system was installed to store water from the wet season for use during the drier months, and a solar water heater was added to provide hot water for the showers. "Almost all existing large trees on the site were also kept, and a pule tree was planted in the centre of the garden," said the architects, who claim the new addition can be used to heal various diseases and so provide an additional benefit for the surrounding community. Photography is by Fernando Gomulya. Project credits Project architect Budi Pradono Architectural assistants Stephanie Monieca, Arief Mubaraq Architectural assistant support Damicia Tangyong, Monica Selvinia, Indrawan Suwanto Model maker Daryanto Interior design Budi Pradono Architects Exploded diagram â click for larger imageConcept diagram â click for larger imageGround floor plan â click for larger imageRoof plan â click for larger imageSections â click for larger imageBudiPradono Architects' bamboo house mimics local buildings. Various activities you can do here like cycling while enjoying the cool mountain air Lembang, camping and other outdoor activities. Bamboo hamlet is located in the village of Kampung Cijanggel Kertawangi, District Cisarua, West Bandung.
budipradonoarchitects JL.Walet 6 blok I.2 no 11 Sector 2, Bintaro Jaya, Jakarta Selatan 12330 Indonesia