Berbedadengan komik Strip yang hanya menampilkan 3 sampai 6 panel saja, komik buku bisa sampai ratusan panel. Banyaknya panel pada komik ini karena penceritaannya yang lebih kompleks. Sehingga butuh banyak panel untuk menggambarkan cerita. Komik buku bisa saja dibuat dalam beberapa series. Bisa sampai berpuluh series dalam satu jenis komik buku.
Connection timed out Error code 522 2023-06-15 084533 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7988db1e260a70 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Contohcontoh Kalimat yang Menggunakan Kata "berupa". Sebagian besar reliefnya berupa dataran. Sesaat sosok tubuhnya hanya berupa bayang. Itu dapat berupa penguasaan barang dan jasa. 2) Ekonomi, berupa kerjasama dalam perdagangan. Nilai pengujian berupa jawaban 'ya' atau 'tidak'. a.
Male and Female Characters in 28th Edition Detective Conan Comics. The purpose of this study is to find and describe the form of language features used by male and female characters in comics. The research data is in the form of words that are indicated to contain linguistic features of male and female characters in comics of Detective Conan 28th Edition. The results of this study have five scopes including Empty Adjectives, Hedge, Intensifier, Hypercorrect Grammar, Super Polite Form, Avoidance of Strong Swear Words, Emphatic stress. According data that analyzed with linguistic method of Robin Tolmach Lakoff, women are more dominant than men for beliefs, admiration, and forms of expression. Meanwhile, men are more dominant in the expression of beliefs and doubts. Abstrak Karekteristik Fitur-Fitur Kebahasaan Tokoh Laki-laki dan Perempuan dalam Komik Detektif Conan Edisi 28. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan mendeskripsikan wujud fitur bahasa yang digunakan oleh tokoh laki-laki dan perempuan dalam komik. Data penelitian berupa kata-kata yang diindikasikan mengandung fitur kebahasaan tokoh laki-laki dan perempuan dalam komik Detektif Conan Edisi 28. Terdapat lima cakupan diantarannya Empty Adjectives, Hedge, Intensifier, Hypercorrect Grammar, Super Polite Form, Avoidance of Strong Swear Words, Emphatic stres. Berdasarkan data yang analisis dengan metode kebahasaan Robin Tolmach Lakoff, perempuan lebih dominan daripada laki-laki untuk perihal keyakinan, kekaguman, dan wujud ekspresi. Sedangkan laki-laki-laki lebih dominan terhadap ujaran keyakinan, dan keraguan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 29 KARAKTERISTIK FITUR-FITUR KEBAHASAAN TOKOH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM KOMIK DETEKTIF CONAN EDISI 28 Dana Dwi Nugraha¹, Anggik Budi Prasetiyo² Program Studi Magister Linguistik Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember Jalan Kalimantan No. 37, Kampus Tegalboto, Jember, 68121 e-mail danadwi1922 anggikbudi96 Dikirim 14 November 2021; Direvisi 22 November 2021; Diterima 29 November 2021 DOI - NEOLOGIA Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial International License. ISSN 2087-2496 cetak, ISSN - daring Abstract Male and Female Characters in 28th Edition Detective Conan Comics. The purpose of this study is to find and describe the form of language features used by male and female characters in comics. The research data is in the form of words that are indicated to contain linguistic features of male and female characters in comics of Detective Conan 28th Edition. The results of this study have five scopes including Empty Adjectives, Hedge, Intensifier, Hypercorrect Grammar, Super Polite Form, Avoidance of Strong Swear Words, Emphatic stress. According data that analyzed with linguistic method of Robin Tolmach Lakoff, women are more dominant than men for beliefs, admiration, and forms of expression. Meanwhile, men are more dominant in the expression of beliefs and doubts. Keywords Language Features, Gender, Comic Abstrak Karekteristik Fitur-Fitur Kebahasaan Tokoh Laki-laki dan Perempuan dalam Komik Detektif Conan Edisi 28. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan mendeskripsikan wujud fitur bahasa yang digunakan oleh tokoh laki-laki dan perempuan dalam komik. Data penelitian berupa kata-kata yang diindikasikan mengandung fitur kebahasaan tokoh laki-laki dan perempuan dalam komik Detektif Conan Edisi 28. Terdapat lima cakupan diantarannya Empty Adjectives, Hedge, Intensifier, Hypercorrect Grammar, Super Polite Form, Avoidance of Strong Swear Words, Emphatic stres. Berdasarkan data yang analisis dengan metode kebahasaan Robin Tolmach Lakoff, perempuan lebih dominan daripada laki-laki untuk perihal keyakinan, kekaguman, dan wujud ekspresi. Sedangkan laki-laki-laki lebih dominan terhadap ujaran keyakinan, dan keraguan. Kata kunci Fitur Kebahasaan, Gender, Komik 30 NEOLOGIA Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 29-35 PENDAHULUAN Pada Era sekarang karakteristik kebahasaan antara laki-laki dan perempuan masih hangat dipebincangkan dan membentuk suatu kelompok diseluruh lapisan masyarakat. Kondisi ini terjadi dikarenakan adanya pengaruh bahasa dalam wujud media baru sehingga komunikasi dalam bahasa sangat beragam. Hal ini karena bahasa merupakan sarana penyampai hasil pemikiran manusia Prasetiyo, 202170. Media sebagai bentuk alat memiliki fungsi dan pengaruh besar di dalam suatu kelompok masyarakat untuk menyampaikan suatu fungsi makna dalam memberikan suatu informasi kepada masyarakat umum secara luas. Interaksi dalam bermedia merupakan bentuk konsep sentral dalam memahami new media Flew, 200221. Media sebagai alat komunikasi yang praktis dan cepat dapat merubah kegiatan sehari hari manusia sehingga hal ini berdampak langsung pada sebagian kelompok di kalangan laki-laki dan perempuan. Hal ini sejalan dengan Griffin 2006 yang berpendapat bahwa perempuan dan anggota dari kelompok subordinat lain, tidaklah diperlakukan secara sama. Media baru tersebut tak lain sebagai bentuk hiburan yang diantaranya berupa film, novel, cerpen, maupun komik yang dirasa memiliki dampak besar bagi kaum laki-laki maupun perempuan dalam sebuah kelompok bermasyarakat. Komik khususnya menjadi primadona di kalangan anak-anak hingga dewasa dan beranggapan bahwa bahasa dalam sebuah komik memiliki ciri khas sendiri dalam menyampaikan suatu alur cerita. Komik memiliki alur cerita yang menarik dan latar belakang yang dibilang berbeda dari dunia nyata, hal ini terlihat dari melonjaknya penjualan komik dari tahun ke tahun. Dalam alur cerita komik tidak hanya berfungsi sebagai wujud untuk menghibur, akan tetapi memiliki bentuk komunikasi akan dunia baru dan wujud pendidikan yang menyampaikan makna secara khusus maupun luas. Dalam sebuah komik penggunaan fitur kebahasaan memiliki ciri khas yang berbeda, hal ini terlihat pada bentuk intonasi maupun cara berkomunikasi pada lawan tuturnya. Pengekspresian kebahasaan mengalami perubahan yang sangat signifikan sehingga aspek ini juga berdampak pada bacaan sastra khususnya komik. Komik merupakan media baru yang digunakan untuk mengungkapkan wujud ide berupa gambar dan dikombinasikan dengan cakupan berupa informasi visual yang bersifat mengedukasi dalam mengungkapkan ekspresi penulisan kepada masyarakat secara luas. Fitur kebahasaan inilah yang menjadikan masyarakat mengkontruksi perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara naluri dan alami sehingga mengakibatkan perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dalam segi kebahasaan. Laki-laki dengan ciri sifat-sifatnya secara umum senantiasa di wujudkan dalam orientasi sebagai seorang yang tidak banyak bicara, aktif dalam bergerak, pelindung, dan pemimpin. Namun demikian berbeda dengan perempuan yang lebih menonjolkan sifat yang lebih feminis diantaranya, pemalu, lebih banyak berbicara ketimbang laki-laki, emosial, pengasuh, dan berkorban demi kepentian orang lain. Banyaknya kajian penelitian berupa fitur kebahasaan antara laki-laki dan perempuan baik berupa politik maupun film adalah hal yang sangat menarik untuk dibahas secara mendalam. Namun demikian, banyaknya penelitian yang telah dilakukan seseorang tentang fitur kebahasaan laki-laki dan perempuan, belum ada penelitian yang membahas tentang media baru berupa komik. Berbeda dengan kajian-kajian sebelumnya, kajian berupa komik ini memfokuskan pada wujud diksi dan frasa yang mengandung fitur kebahasaan antara laki-laki dan perempuan berupa Nugraha & Prasetyo, Karakteristik Fitur-Fitur Kebahasaan Tokoh Laki-laki dan Perempuan… 31 media komik yang berjudul “Detektif Conan Edisi 28”. Kajian ini diharapkan memberikan kontribusi kepada pembaca dari sudut pandang yang berbeda. Berkaitan dengan kajian tentang fitur kebahasaan antara tokoh laki-laki dan perempuan, beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh Utomo 2006 dengan topik “Gender dan Musik Kajian tentang Kontruksi Peran Laki-Laki dan Perempuan dalam Proses Pendidikan Musik” dengan tujuan mengkontruksi figur laki-laki dan perempuan dalam dunia pendidikan khususnya pada pendidikan musik. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, angket, observasi, dan dokumentasi. Teknis analisis pada penelitian ini dilakukan dengan tiga cakupan, diantaranya reduksi data, katagorisasi dan penafsiran data. Hasil penelitian ini memberikan wujud kontruksi fitur kebahasaan laki-laki dan perempuan dalam proses pendidikan seni musik yang terjadi pada lingkungan masyarakat maupun keluarga. Objektifitas penelitian ini mencakup sudut pandang, perilaku, sikap, dan penyembutan dalam pemaknaan pada kontruksi differensiasi peran laki-laki dan perempuan dalam hal budaya. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Penelitian kelima dilakukan oleh Nugraheni 2011 dengan judul “Implikatur Percakapan Tokoh Wanita dan Tokoh Laki-Laki dalam Film Harry Potter and The Goblet of Fire”. Tujuan dalam penelitian yaitu membahas mengenai pelanggaran-pelangaran maksim-maksim dalam prinsip kerjasama Paul Grice yang menyebabkan terjadinya impliatur. Hasil penelitian ini ditemukannya perbedaan antara tuturan laki-laki dan perempuan yang dilakukan oleh tokoh laki-laki dan perempuan dalam wujud pelanggaran maksim-maksim yang terjadi di sebuah dialog percakapan dalam film. Penelitian ketiga Hidayati 2016 dengan judul “Bahasa dan Gender Kajian Karakterisrik Kebahasaan Laki-Laki dan Perempuan dalam Film Anak” dengan tujuan mendeskripsikan fitur bahasa yang digunakan oleh karakter pria dan wanita dalam film animasi anak-anak, khususnya dalam film Cars and Barbie dan 12 Dancing Princesses. Metode penelitian ini menggunakan fitur bahasa yang dikemukakan oleh Lakoff. Hasil penelitian ini berupa kata sifat kosong, pagar, intensifier, tata bahasa hiperkoreksi bentuk super sopan, pertanyaan tag, dan tekanan empati pada figur kebahasaan antara laki-laki dan perempuan dalam film Cars and Barbie dan 12 Dancing Princesses. Penelitian keempat dilakukan oleh Zulkarnain dan Fitriani 2018 dengan topik “Perbedaan Gaya Bahasa Laki-Laki dan Perempuan pada Penutur Bahasa Indonesia dan Aceh” dengan fokus penelitian mengetahui perbedaan antara bahasa yang digunakan sehari-hari oleh laki-laki dan perempuan yang berbahasa Indoneia dan berbahasa Aceh dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian ini menunjukkan perempuan terlihat lebih verbal dibandingkan laki-laki. Penelitian ini membuktikan bahwa bahasa laki-laki dan perempuan berbeda pada beberapa aspek yaitu dalam pemilihan topik, dalam pemilihan ucapan seperti intonasi, perbendaharaan kata, dan sintaks, dalam menggunakan sumpah serapah dan bahasa vulgar, dalam gaya percakapan dan dalam mendominasi percakapan. Penelitian kelima dilakukan oleh Aviandasari, Setia, dan Zein 2021 dengan judul “Perbedaan Gaya Bahasa Demonstran Laki-Laki dan Perempuan dalam Aksi Protes RUU KUHP dan Pengesahan UU KPK” dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan antara bahasa yang digunakan laki-laki dan perempuan dalam menyuarakan 32 NEOLOGIA Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 29-35 pemikirannya. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data pada penelitian ini dianalisis berupa frasa dan kata yang tertera pada poster yang dibawa oleh demonstran dengan teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan laki-laki lebih mengacu kepada hal yang bersfiat praktek dan aplikatif sedangkan perempuan lebih berorientasi pada perasaan dan feminin. METODE Metode penelitian merupakan bentuk pijakan awal yang dilakukan oleh peneliti untuk melakukan investigasi pada data dan pengumpulan data yang telah diperoleh. Metode penelitian merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh peneliti. Penelitian berbahasa bertujuan mengumpulkan dan mengkaji data, serta mempelajari fenomena-fenomena kebahasaan Djajasudarma 20064. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data yang terkumpul. Tujuan penelitian ini menggali fitur kebahasaan antara laki-laki dan perempuan pada komik Detektif Conan Edisi 28. Data penelitian berupa wujud diksi dan frasa pada tuturan pada percakapan di Karya sastra berupa Komik yang berjudul “Detektif Conan Edisi 28”. Sumber penelitian ini berupa komik yang berjudul “Detektif Conan Edisi 28”. Data penelitian yang telah terkumpul dianalis dengan metode kualitatif dengan metode kebahasaan Robin Tolmach Lakoff dengan teknik purposive sampling untuk mengetahui fitur kebahasaan laki-laki dan perempuan pada komik Conan Edisi ke 28. Data yang berbeda atau sama mungkin akan dibedah dan dikaji berulang-ulang kali. Untuk mempermudah menganalisis, data yang diperoleh dianalisis ulang dengan wujud kebahasaan yang beda dengan pemberian nomor. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dikaji untuk membedah wujud pecakapan dan fitur kebahasaan pada komik yang berjudul “Detektif Conan Edisi 28”. Analisis data diwujudkan dalam tujuh tahapan, diantaranya yaitu Empty Adjectives, Hedge, Intensifier, Hypercorrect Grammar, Super Polite Form, Avoidance of Strong Swear Words, Emphatic stress. Berikut data serta analisis dalam rangka mengungkap fitur kebahasan antara laki-laki dan perempuan dalam komik “Detektif Conan Edisi 28”. Karakteristik Kebahasaan dalam Komik Detektif Conan Edisi 28 Empty Adjectives Menurut Lakoff yaitu terdapat kata sifat yang cenderung lebih dominan yang digunakan oleh para perempuan dimana kata sifat tersebut di istilahkan sebagai Empty Ajectives. Kata sifat disini diungkapkan melalui bentuk kekaguman atau penerimaan terhadap sesuatu objek yang ditemuinya. Berikut analisis data yang merujuk pada Empty Ajectives pada komik “Detektif Conan edisi 28”dengan. Data 1 Wahh, Orang secantik ini kok masih sendirian. Para wanita di sekelilingmu pasti buta! perempuan Data 2 Benar benar orang yang hebat laki-laki Data 3 Pemandangan disini benar-benar menakjubkan perempuan Berdasarkan pada data 1 sampai 3 temuan diatas, dapat disimpulkan bahwa Empty Ajectives dalam komik Detektif Conan edisi 28 digunakan oleh perempuan dan laki-laki, Kosakata pada Nugraha & Prasetyo, Karakteristik Fitur-Fitur Kebahasaan Tokoh Laki-laki dan Perempuan… 33 data diatas yaitu “secantik, menakjubkan” menunjukkan lebih banyak digunakan oleh perempuan untuk mengungkapkan wujud kekaguman terhadap objek atau seseorang. Berbeda dengan tuturan pada laki-laki kosakata pada data diatas yaitu “hebat” terbilang simpel dan terkesan tidak berlebihan. Hedge Hedge dalam bahasa Indonesia mempunyai arti “pagar”. Kalimat yang dimaksudkan dalam istilah ini berupa ungkapan yang dirasa kurang meyakinkan dengan apa yang dituturkan oleh lawan bicara maupun dirinya sendiri. Berikut analisis data yang merujuk pada istilah Hedge pada komik “Detektif Conan edisi 28”. Data 1 Ku kira, Kita pikirkan cara memberitahu keadaan kita pada Conan. laki-laki Data 2 Mungkin sekarang pun tidak tampil dalam suatu kejuaraan perempuan Data 3 Tapi, tapi aku bingung antara ingin bertanya dan tidak… laki-laki Berdasarkan data nomor 1 sampai 3 terdapat frekuensi penggunaan hedge yang terbilang cukup banyak digunakan dalam bentuk kata kerja yang mengulangi beberapa kali wujud kosakata tersebut. Pengulangan tersebut dapat disimpulkan memiliki beberapa fungsi menunjukkan keraguan seseorang dan menunjukkan tuturan yang lebih halus dan santun. Di dalam ledge kesantunan pada ujaran dialog lebih menonjol pada perempuan dibandingkan laki-laki. Kosakata tersebut diwudujkan “ku kira”, “mungkin”, “bingung”. Hal ini terlihat bahwa laki laki lebih menonjolkan tuturan kurang meyakinkan daripada perempuan. Intensifier Intensifier merupakan istilah yang dikhususkan pada kata keerangan yang memberikan penekanan terhadap kata sifat, kata kerja atau kata keterangan yang lain. Intensifier juga dapat disebiut dengan istilah “penyangat”. Berikut analisis data yang merujuk pada istilah Hedge pada komik “Detektif Conan edisi 28”. Data 1 Yaa… kejadian ini benar-benar di luar dugaan laki-laki Data 2 Tampaknya, lokasi kejadian yang sebenar-benarnya adalah koridor ini laki-laki. Berdasarkan data pada no 1 sampai 3 terdapat beberapa konteks yang melingkupinya, dapat disimpulkan bahwa Intensifier digunakan oleh laki-laki. Hal ini terlihat pada data 1 dan 2 yang memberikan kalimat berupa penekanan untuk meyakinkan lawan tuturnya. Kosata tersebut yaitu “benar-benar” diucapkan oleh seorang laki-laki bahwa fungsi dalam pengulangan kata dalam wujud meyakinkan lawan tuturnya adalah wujud fungsi dari Intensifier. Dari data diatas bahwa laki laki lebih condong pada kalimat meyakinkan daripada perempuan. Super Polite Form Super Polite Form yaitu istilah ungkapan yang terdapa di akhir kalimat atau ujaran dengan memberi penekanan dalam kalimat tersebut. Kalimat ini digunakan untuk mendapatkan wujud persetujan dalam menjaga konvensi sosial. Berikut analisis data yang merujuk pada istilah pada komik “Detektif Conan edisi 28”. 34 NEOLOGIA Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 29-35 Data 1 Wuihh… cantik sekali cewek berambut pirang tersebut…Laki-Laki Data 2 Apa yang kamu maksud, apakah benar ucapanmu detektif? perempuan Berdasarkan pada data no 1 dan 2, dapat disimpulkan bahwa di dalam komik detektif conan edisi 28 ditemukan banyak sekali tuturan yang sangat santun. Bentuk tuturan kesantuanan lebih didominasi oleh perempuan daripada laki-laki. Bentuk kesantunan tersebut terlihat pada data diatas untuk sebuah profesi maupun bentuk fisik seseorang, namun juga penggunaan tuturan tersebut wujud tidak langsung dengan menggunakan fungsi dari kesantuanan mereka. Kosakata tersebut yaitu “berambut pirang” dan “detektif”. Hal ini terlihat jelas bahwa kesantunan dalam memanggil lebih menonjol perempuan daripada laki-laki. Emphatic Stress Ciri dalam Istilah ini sebagai bentuk ungkapan ketidakyakinan dengan menggunakan wujud ekspresi dan penutur seseorang itu sendiri. Fungsi pada kalimat ini memberikan bentuk penekanan terhadap suatu tuturan yang dianggap merasa tidak yakin dengan apa yang ia sampaikan. Berikut analisis data yang merujuk pada istilah pada komik “Detektif Conan edisi 28”. Data 1 Tapi, kejadian ini selalu seperti ini dan berulang kali laki-laki Data 2 Ini bukti yang kita punya dan terbaik untuk kita jaga dari para berandalan itu perempuan Berdasarkan data no 1 dan 2, dapat disimpulkan bahwa baik tokoh laki-laki maupun perempuan menggunakan leksikon yang wujudnya berupa penekanan dalam bertutur atas lawan bicaranya. Data emphatic strees lebih banyak digunakan oleh perempuan daripada laki-laki. Kosakata tersebut berupa wujud“selalu” dan “terbaik” SIMPULAN Dalam sebuah komik penggunaan fitur kebahasaan memiliki ciri khas yang berbeda, hal ini terlihat pada bentuk intonasi maupun cara berkomunikasi pada lawan tuturnya. Pengekspresian kebahasaan mengalami perubahan yang sangat signifikan sehingga aspek ini juga berdampak pada bacaan sastra khususnya komik. Komik merupakan media baru yang digunakan untuk mengungkapkan wujud ide berupa gambar dan dikombinasikan dengan cakupan berupa informasi visual yang bersifat mengedukasi dalam mengungkapkan ekspresi penulisan kepada masyarakat secara luas. Fitur kebahasaan inilah yang menjadikan masyarakat mengkontruksi perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara naluri dan alami sehingga mengakibatkan perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dalam segi kebahasaan. Laki-laki dengan ciri sifat-sifatnya secara umum senantiasa di wujudkan dalam orientasi sebagai seorang yang tidak banyak bicara, aktif dalam bergerak, pelindung, dan pemimpin. Namun demikian berbeda dengan perempuan yang lebih menonjolkan sifat yang lebih feminis diantaranya, pemalu, lebih banyak berbicara ketimbang laki-laki, emosial, pengasuh, dan berkorban demi kepentian orang lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih cenderung pada ujaran keraguan dan penekanan dalam komik yang berjudul “Detektif Conan” daripada perempuan yang lebih dominan terhadap kosakata Nugraha & Prasetyo, Karakteristik Fitur-Fitur Kebahasaan Tokoh Laki-laki dan Perempuan… 35 keyakinan dan kekaguman. Cakupan tersebut terlihat dari beberapa subbab yang dibahas antara lain Empty Adjectives, Hedge, Intensifier, Hypercorrect Grammar, Super Polite Form, Avoidance of Strong Swear Words, Emphatic stress. DAFTAR PUSTAKA Aviandasari, F. F., Setia, E., dan Zein T. T. dan Zein. 2021. “Perbedaan Gaya Bahasa Demonstran Laki-Laki dan Perempuan Dalam Aksi Protes RUU KUHP dan Pengesahan UU KP”. Lingtersa Linguistik terjemahan Sastra, 11, 18-24. Flew, Terry. 2002. New Media An Introduction. UK Oxford University Press. Griffin, 2011. A First Look At Communication Theory. Eight Edition. New York McGraw Hill. Hidayati, N. N. 2016. “Bahasa dan Gender Kajian karakteristik Kebahasaan Laki-Laki dan Perempuan dalam Film Anak”. Al-hikmah Jurnal Studi Keislaman, 61, 9-32. Nugraheni, Y. 2011. “Implikatur Percakapan Tokoh Wanita dan Tokoh Laki-laki dalam Film Harry Potter The Goblet of Fire”. Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya, 12, 183-193. Prasetiyo, A. B. 2021. “Kata Kasar dan Makian Berbahasa Jawa dalam Tuturan Cak Percil di YouTube. Genta Bahtera Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan, 72, 70-81. Utomo, U. 2006. “Gender dan Musik Kajian tentang Kontruksi Peran Laki-Laki dan Perempuan dalam Proses Pendidikan Musik”. Harmonia, 71, 1-13. Watie, E. D. S. 2013. “Gaya Bahasa Perempuan Indonesia dalam Media Baru”. Jurnal The Messenger, 51, 1-10. Zulkarnain, S. I., dan Fitriani N. 2018. “Perbedaan Gaya Bahasa Laki-Laki dan Perempuan pada Penutur Bahasa Indonesia dan Aceh”. Internasional Journal and Gender Studies, 41, 159-172. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
BacaJuga: 5 Contoh Pantun Kiasan yang Menginspirasi Lengkap dengan Maknanya Komik potongan (Comic Strip), yaitu penggalan komik yang digabung menjadi sebuah alur cerita pendek.Biasanya komik jenis ini dibuat bersambung. Kartun, yaitu komik berupa satu tampilan yang mengandung kritik, humor, atau sindiran.; Komik tahunan (Comic Annual), yaitu komik yang terbit setiap satu bulan atau satu tahun
ArticlePDF Available AbstractThe marker of substitutional cohension can be found in three types nominal,verbal, and clausal substitutional cohesion. The nominal substitutional cohension hastwo subtypes personal and non-personal of nominal substitutional cohension. Meanwhile,the marker of ellipsis cohension differentiated into three types nominal, verbal,and chaulsal ellipsis cohesion. The conjunctive cohension is differentiated into five typemarke additive, adversative, temporal, continuative, and causal. The lexical cohensionis differentiated into four types reiterative, synonimy, hyponimy, and colocative in the coherence of comic discourse shows the existence of two systems of theforming coherence, namely coherence based on the cohesion systems, and the coherencebased on the situational aspects. The coherence based on the cohension system canbe differentiated into four types equal, pposite, successive, situational aspects has twotypes, namely continuity step of situational coherence, and the explanation situasionalcoherence. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. KOHESI DAN KOHERENSI DALAM WACANAKOMIK BAHASA INDONESIAI Gusti Ngurah Mayun SusandhikaJurusan Ilmu Administrasi NegaraFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas MahendradattaJl. Ken Arok No. 12, Peguyangan Denasar E-mail ngurah_yun - The marker of substitutional cohension can be found in three types nominal, verbal, and clausal substitutional cohesion. The nominal substitutional cohension has two subtypes personal and non-personal of nominal substitutional cohension. Mean-while, the marker of ellipsis cohension differentiated into three types nominal, verbal, and chaulsal ellipsis cohesion. The conjunctive cohension is differentiated into ve type marke additive, adversative, temporal, continuative, and causal. The lexical cohension is differentiated into four types reiterative, synonimy, hyponimy, and colocative lexical in the coherence of comic discourse shows the existence of two systems of the forming coherence, namely coherence based on the cohesion systems, and the coher-ence based on the situational aspects. The coherence based on the cohension system can be differentiated into four types equal, pposite, successive, situational aspects has two types, namely continuity step of situational coherence, and the explanation situasional cohesion, coherence, comic Komik merupakan cerita bergam-bar yang disertai teks. Wacana komik ter-bentuk oleh perpaduan antara teks den-gan gambar-gambar komik. Teks dalam wacana komik terdiri dari dialog-dialog maupun poliglot antar tokoh cerita dan deskripsi konteks pertuturan, sedangkan gambar-gambarnya merupakan peluki-san situasional cerita. Sebagai bentuk pemakaian bahasa tulis, wacana komik dapat dikatakan hemat dalam penggunaan kata-kata, karena adanya dukungan gam-bar-gambar komik sebagai konteks situ-asionalnya. Bahkan sering terdapat teks dalam wacana komik yang tidak selesai tetap dapat dipahami maksudnya setelah dihubungkan dengan gambar-gambar yang menyertainya. Adanya fenomena yang de-mikian itu menjadikan wacana komik san-gat tepat dikaji dalam analisis wacana. Widdowson dalam Explorations is Applied Linguistics 1985 116 menga-takan bahwa “discourse consists of ut-terance with which sentences can be put into correspondence, and these combine in complex ways to relate to extralinguis-tic reality to achieve a communicative ef-fect”. Artinya, bahwa wacana discourse terdiri dari tuturan-tuturan yang berupa kalimat-kalimat yang saling berkaitan, dan berhubungan dengan faktor-faktor luar bahasa, atau kenyataan-kenyataan luar ke-bahasaan, sehingga kalimat-kalimat yang ada dalam wacana itu membentuk satu kesatuan yang bersifat komunikatif. Hal yang demikian itu terkandung dalam wa-cana komik. Pemahaman terhadap wacana komik tidak dapat dilakukan hanya dengan memahami hubugan kalimat-kalimatnya, tetapi juga harus mempertimbangkan gam-bar-gambar yang mendukungnya, sebagai konteks situasinya a context of situation. Dalam hal ini konteks situasi diartikan se-bagai yaitu lingkungan langsung tempat teks berfungsi Lyons, 1983 217; Halli-I Gusti Ngurah Mayun Susandhika 54JURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 01, Feb - Jul 2018 ISSN ISSN day dan Hasan, 1992 62. Di samping itu, Lyons 1983 25 mengatakan bahwa “....utterance, like text, is to be interpreted as coverin stretches of either writer or spoken language or both, according to context”, bahwa suatu tuturan, seperti halnya teks, haruslah ditafsirkan untuk membuka suatu makna dalam pemakaian bahasa tulis dan bahasa lisan, atau keduanya, dengan mem-pertimbangkan konteksnya. Dalam menaf-sirkan maksud suatu wacana, kalimat-kali-mat tidak dianalisis secara isolatif, terlepas dari kalimat lain dan konteknya, melainkan harus dipandang sebagai suatu rangkaian yang saling berkaitan. Kalimat, sebagai satuan terkecil dalam wacana, mendukung satuan makna, maka hubungan antar kali-mat dalam wacana tersebut menggambar-kan hubungan antar makna. Hal ini berarti analisis wacana ditujukan untuk membuka suatu keberuntunan pola pikir, atau hubun-gan antar makna yang terkandung dalam wacana itu. Adanya keterkaitan pola pikir dan kelogisan hubungan antar makna da-lam wacana disebut koherensi. Hubungan dan keserasian bentuk pada kalimat-kali-mat yang terdapat dalam wacana disebut kohesi dalam Ramlan, 1993 10. Koherensi merupakan kepaduan in-formasi atau kepaduan di bidang makna dalam suatu teks. Suatu teks pada umum-nya terbentuk dari beberapa kalimat, dan kalimat-kalimat itu mempunyai kesinam-bungan pengertian continuity of senses. Kesinambungan pengertian itulah yang mendasari terbentuknya koherensi suatu teks. Sehubungan dengan hal ini, Beau-grande 1981 84 mengatakan bahwa “....continuity of senses as the foundation of coherence, being the mutual acces and rel-evance within a conguration of concepts and relations”, atau pengertian-pengertian yang berkesinambungan itu, sebagai dasar terbentuknya koherensi, sama-sama saling membutuhkan dan saling berkesesuaian dalam suatu kongurasi konsep dan dan koherensi dalam wacana mer-upakan aspek yang sangat penting da-lam memahami maksud wacana. Dengan adanya kedua aspek tersebut, suatu wa-cana menampakkan adanya kesinambun-gan pengertian di antara elemen-elemen pembentuk wacana tersebut. Selanjutnya, pemahaman terhadap koherensi suatu wa-cana merupakan hal yang sangat penting dan mendasar di dalam analisis wacana, sebagaimana yang dijelaskan oleh Labov dalam Giglioli, 1972 299 bahwa “The foundamental problem of discourse anal-ysis is to show how one utterance fol-lows another in a rational, rulegoverned manner in other words, how we under-stand coherent discourse”, yaitu bahwa permasalahan pokok dalam analisis wa-cana adalah bagaimana mengungkapkan hubungan-hubungan yang rasional dan kaidah-kaidah mengenai cara tersusunnya tuturan-tuturan yang beruntun. Di dalam wacana komik, antara teks dan gambar-gambarnya saling bergantun-gan dan saling mendukung dalam mem-bentuk satu kesatuan pengertian. Dengan kata lain, pemahaman terhadap wacana ko-mik perlu mempertimbangkan hubungan antara teks dan gambar-gambarnya. Hal ini berarti wacana komik menunjukkan adan-ya sistem penandaan kohesi dan koherensi tertentu. Sehubungan dengan hal itu, pene-litian ini ditujukan untuk mendeskripsikan sistem penandaan kohesi dan terbentuknya koherensi yang terdapat di dalam wacana komik. Penelitian ini menggunakan da-ta-data yang berupa wacana komik, dilan-dasi pengertian bahwa fenomena kebaha-saan yang terdapat dalam wacana komik, dapat dikatakan tidak pernah tersentuh dalam penelitian bahasa. Bertolak dari hal tersebut dapat dirumuskan beberapa per-masalahan sebagai berikut1 Bagaimana tipe-tipe penanda kohesi dalam wacana komik?2 Bagaimana terbentuknya koherensi wacana komik?3 Bagaimana tipe-tipe koherensi wa-cana komik itu berdasarkan cara ter-bentuknya?4 Aspek-aspek apa yang ikut berperan dalam terbentuknya koherensi di da-lam wacana komik? Beberapa waktu lalu, analisis ba-hasa dilakukan oleh ahli bahasa terhadap kalimat-kalimat, yang dianggap sebagai suatu lingual maksimal. Kalimat dianalisis sebagai satuan lingual yang mandiri dan terlepas dari konteksnya. Kalimat, sebagai suatu hasil pertuturan, tidak ditinjau dalam kerangka konteks tertentu, melainkan ha-nya didasarkan pada makna satuan-satuan lingual yang menjadi unsur-unsur pemben-tuk kalimat. Dengan dikembangkannya studi wa-cana, diperoleh bukti bahwa maksud kali-55I Gusti Ngurah Mayun SusandhikaJURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 01, Feb - Jul 2018 ISSN ISSN mat yang dituturkan seseorang tidak selalu sesuai dengan makna satuan-satuan lin-gual dalam membentuk kalimat. Maksud suatu kalimat sering kali dapat dipahami dengan benar apabila dipertautkan dengan konteks dituturkannya kalimat tersebut. Dalam pengertian ini, dimungkinkan ka-limat yang sama apabila dituturkan dalam konteks berbeda akan mengungkapkan maksud yang berbeda. Dalam analisis wacana, kajian kalimat tidak terlepas dari konteksnya, melainkan dipertautkan dengan kalimat-kalimat lain dalam suatu pertuturan, dan faktor-faktor bersifat nonlingual, terlibat dalam pros-es pertuturan tersebut untuk mengungkap maksud yang terkandung dalam kalimat. Melalui analisis wacana, hakikat fungsi komunikatif bahasa dapat diungkap secara memadai. Dengan demikian, analisis wa-cana lebih bersifat semantis dan dipandangnya wacana sebagai ob-jek kajian linguistik yang lebih memadai untuk mengungkap fungsi hakiki bahasa, maka berkembangnya teori-tori analisis bahasa dalam memasukkan konteks se-bagai dasar analisis. Beberapa teori itu antara lain teori Firtian, teori Tagmemik, teori Linguistik Teks, teori Firthian Teori Firthian dilandasi oleh konsep Firth, seorang linguis London, yang beranggapan bahwa objek yang dikaji di dalam linguistik adalah pemakaian baha-sa secara aktual, karena dalam di dalam pemakaian bahasa, tuturan semakin da-lam hubungan antar anggota masyarakat. Di dalam pemakaian bahasa itu terdapat keterhubungan antara linguistik dan non-linguistik. Menurutnya, dalam analisis ba-hasa, makna harus ditentukan berdasarkan konteksnya. Suatu kalimat tidak akan jelas maksudnya jika dianalisis di luar teks dan konteksnya Davis, 1973; Sampson, 1980.Teori Firthian memandang bahwa sistem dan struktur bahasa dikaji dalam berbagai tataran analisis dalam konteks situasinya untuk mengungkap makna. Analisis ba-hasa dengan mempertimbangkan konteks situasi menuntut kerja analisis dapat mem-perhatikan hubungan-hubungan dalam teks itu sendiri, dan hubungan dengan kon-teks situasinya. Hubungan-hubungan dalam teks itu meliputi a hubungan sintagmatik an-tara unsur struktur yang dipertimbangkan dalam berbagai tataran analisis, dan b hubungan paradigmatik istilah atau satuan yang mengubah sistem untuk memberikan nilai pada unsur struktur. Adapun hubun-gan dalam konteks situasi itu meliputi a hubungan teks dengan unsur nonverbal, b hubungan analitis antara serpihan teks dan unsur khusus dalam situasi Samsuri, 1988.Teori Tagmemik Pike 1992, dengan teori Tagme-miknya mengatakan bahwa bahasa harus dipandang sebagai tingkah laku berpola dalam konteks yang berpola. Bahasa harus dipandang dalam konteks yang lebih luas. Tingkah laku verbal tidak dapat dikaji den-gan memadai tanpa mempertimbangkan tingkah laku nonverbal. Pemerian bahasa harus mempertimbangkan bahwa manusia sebagai pemakai bahasa mempengaruhi hakikat satuan-satuan bahasa yang dipaka-inya dalam komunikasi. Oleh karena itu, reaksinya terhadap bahasa menjadi bagian data yang harus dipelajari dalam studi ba-hasa, karena kegunaan yang dilukiskan mengenai reaksinya itu merupakan bagian struktur bahasa. Dengan demikian, pemeri-an bahasa tidak hanya terbatas pada tataran fonem sebagai tataran terendah dan tataran kalimat sebagai tataran tertinggi, tetapi juga mencakup konteks tingkah laku yang lebih luas Samsuri, 1988. Hal ini mengis-yaratkan bahwa dalam mengkaji bahasa perlu mempertimbangkan hal-hal yang di luar satuan-satuan lingual, di samping mempertimbangkan hubungan-hubungan antar satuan lingual tersebut. Menurut Teori Tagmemik, sebuah satuan dapat dipahami dengan baik hanya jika seseorang mengetahui terdapat satuan yang ditemukan. Demikian pada wacana, seluruh wacana tidak hanya ditentukan oleh kata-kata saja, tetapi lebih ditentu-kan oleh hubungan kata dengan budaya yang lebih luas, yaitu tempat kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu dalam pemerian wacana, peneliti dapat meng-hubungkan kata-kata itu, yang dalam hal ini merupakan teks, dengan konteks situasi tempat teks tersebut berfungsi, sehingga interprestasi terhadap informasinya dapat dilakukan dengan ketepatan. Pemerian de-mikian itu perlu dilakukan, karena fungsi tekstual bukan saja berhubungan dengan 56I Gusti Ngurah Mayun SusandhikaJURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 01, Feb - Jul 2018 ISSN ISSN kohesi gramatikal, tetapi juga dengan ko-herensi retorikal Parera, 1990. Teori Tagmemik mengungkapkan bahwa konteks situasi relevan dengan gabungan bentuk makna, dengan peruba-han-perubahan, dan seluruh wacana yang ada Pike, 1992. Seluruh wacana tidak di-tentukan dengan kata-kata itu sendiri yang terdapat dalam wacana, melainkan terdapat hubungan kata-kata dengan budaya yang lebih luas, tempat kata-kata tersebut di-gunakan. Oleh karena itu, seluruh wacana linguistik ahli bahasa menghubungkan bahasa dengan masyarakat yang meng-gunakannya. Wacana itu sendiri, menurut teori Tagmemik dapat dikatakan sebagai suatu bentuk Tagmem, yaitu satuan da-lam konteks. Dalam analisis tagmen itu diperlukan adanya keutuhan antara fungsi, bentuk, peran, dan kohesi. Itulah sebab-nya, dalam analisis bahasa, hal ini dapat dikhususkan masalah wacana, teori Tag-memik sangat mempertimbangkan pentin-gnya konteks situasinya, yaitu menjangkau makna diungkapkan penutur dengan Linguistik Teks Beugrande dalam Introduction to Text Linguistic 1981 menjelaskan bahwa teks merupakan suatu peristiwa komuni-kasi communication accurrence. Aspek koherensi sebagai salah satu standar kual-itas suatu wacana atau standard textualy suatu wacana, di samping aspek kohesi, intensionalitas dalam akseptabilitas, infor-matif, situasionalitas, dan intertekstualitas. Menurutnya, koherensi dalam suatu wa-cana tercipta karena adanya kesinambun-gan pengertian. Teori Linguistik Teks berpandangan bahwa suatu ekspresi bahasa a language expression merupakan bentuk mengh-adirkan dan penyampaian pengetahuan. Pengertian ekspresi bahasa pada hakikat-nya merupakan pengetahuan-pengetahuan yang disampaikan melalui bahasa dalam bentuk teks. Dengan demikian, tidak be-rarti bahwa pengetahuan identik dengan ekspresi bahasa, karena pengertian yang berkandung dalam suatu ekspresi bahasa pada dasarnya merupakan kongurasi an-tara konsep-konsep dan hubugan-hubun-gan dengan pengetahuan tentang dunia. Koherensi suatu wacana didasarkan atas adanya kesinambungan pengertian di da-lam wacana tersebut, maka dalam men-gidentikasi koherensi wacana juga harus mengetahui hal-hal yang membentuk kes-inambungan pengertian dalam suatu wa-cana. Menurut Beaugrande hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menemu-kan kesinambungan pengertian itu adalah konsep-konsep yang teraktifkan activated concepts dalam ekspresi bahasa. Konsep-konsep itu pada dasarnya merupakan kongurasi antara pengeta-huan-pengetahuan tentang dunia yang dapat dimunculkan kembali atau dapat diaktifkan. Konsep-konsep itu dapat dike-lompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu konsep primer primary concept dan kon-sep sekunder secondary concept. Konsep primer meliputi a Objek Object, yaitu entitas-entitas konseptual dengan identi-tas dan konstitusi yang stabil. b Situasi Situations, yaitu kongurasi antara ob-jek-objek yang saling menghadirkan da-lam keadaan tertentu. c Peristiwa event, yaitu kejadian-kejadian yang dapat men-gubah situasi atau keadaan dalam suatu situasi. d Tindakan actions, yaitu peris-tiwa-peristiwa yang dialami oleh para pelaku. Adapun konsep sekunder meliputi keadaan, pelaku, entitas yang berpengaruh, relasi, atribut, lokasi, waktu, gerakan, alat, bentuk, bagian, substansi, isi, sebab, kemungkinan, alasan, tujuan, apersepsi, kognisi, emosi, kemauan, pengakuan, ko-munikasi, pemilikan, kejadian, kuantitas, keperluan, signikansi, nilai, ekuivalensi, pertentangan, koreferensi, dan rekurensi. Tipe-tipe konsep tersebut digunakan untuk mengklasikasikan hubungan-hubungan kebahasaan berdasarkan pengorganisasian peristiwa-peristiwa dan Sistemik Teori Sistemik merupakan teori lin-guistik yang dikembangkan oleh Halliday Sampson, 1980. Teori ini pada dasarn-ya merupakan pengembangan dari kon-sep-konsep linguistik yang dikemukakan oleh Firth. Menurut Halliday, yang me-nekankan kajian bahasanya berdasarkan konteks sosial, jalan menurut pemahaman terhadap bahasa terletak dalam kajian teks Halliday dan Hasan, 1992. Dapat dika-takan bahwa kajian semacam itu akan atau ditemukan adanya teks, dan ada teks lain yang menyertainya. Teks yang menyertai teks itu merupakan konteks. Di dalam teks 57I Gusti Ngurah Mayun SusandhikaJURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 01, Feb - Jul 2018 ISSN ISSN itu ada sesuatu yang mengikat kalimat-ka-limat itu menjadi sebuah teks, menyebab-kan pendengar atau pembaca mengetahui bahwa dengan berhadapan dengan teks atau wacana, bukan suatu kumpulan kali-mat tanpa ikatan. Tali pengikat itu dinamakan tekstur Hasan Lubis, 1993. Adapun konteks da-lam pengertian ini tidak hanya menyang-kut apa yang dilisankan atau dituliskan, melainkan termasuk juga kejadian-kejadi-an yang nonverbal, yaitu menyangkut kes-eluruhan lingkungan teks itu. Dalam kaitannya dengan masalah ko-herensi wacana, Halliday dan Hasan 1993 menjelaskan bahwa sumbangan yang pent-ing bagi koherensi suatu teks berasal dari kohesi, bandingkan juga Beaugrande, 1981 71. Dikatakannya bahwa kohesi merupakan perangkat sumber-sumber ke-bahasan yang dimiliki oleh setiap bahasa sebagai bagian dari metafungsi tekstual untuk mengaitkan satu bagian teks dengan bagian lainnya. Dalam bukunya Cohesion in English, Halliday dan Hasan menjelas-kan adanya lima macam tipe kohesi dalam bahasa Inggris, yaitu1 Reference, yaitu pengacuan terhadap unsur-unsur yang mendahuluinya atau yang mengikutinya yang mempunyai hubungan makna. Pengacuan terhadap unsur-unsur yang mendahului, atau un-sur-unsur yang telah disebutkan sebel-umnya dalam teks disebut pengacuan anaforis, sedangkan pengacuan terha-dap unsur-unsur yang mengikuti atau pengacuan terhadap unsur-unsur yang akan disebutkan kemudian dinamakan pengacuan kataforis. Mereka member-ikan contoh teks yang mengandung penanda kohesi referensial sebagai berikuta Doctor foster went to Gloucester in a shower of rain. He stepped in a puddle right up to his middle and never went there again. Dalam teks tersebut unsur there pada kalimat kedua mengacu secara anaforis pada unsur Gloucester pada kalimat Substitution, yaitu penggantian kata, kelompok kata atau unsur kalimat den-gan kata yang lain. Contohnyab My axe is too blunt. I must get a sharper one. Unsur one dalam kalimat kedua da-lam teks tersebut menggantikan unsur axe pada kalimat Ellipsis, yaitu kohesi yang berupa peng-hilangan suatu kata atau bagian dari ka-limat dalam suatu teks. Penghilangan ini dilakukan terhadap kata atau bagian kalimat yang sama digunakan pada kali-mat lain dalam teks, untuk menghindari penyebutan yang berulang, sehingga makna dari unsur yang dihilangkan itu masih dapat dimengerti. Kohesi elipsis ini dapat juga disebut sebagai substitu-tion by zero. Sebagai contoh, misalnyac “And how many hours a day did you do lessons?” said Alice, in a hur-ry to change the subject. “Ten hours the rst day,” said the Mock Turtle, “nine the next, and so on.” Unsur nine pada tuturan kedua dalam teks tersebut yang dimaksudkan adalah nine hours yang mengalami pelepasan un-sur. Demikian juga, unsur the next pada tu-turan kedua itu yang dimaksudkan adalah the next day yang mengalami pelepasan Conjuction, yaitu kohesi yang beru-pa bentuk-bentuk penanda hubungan yang menandai adanya keterkaitan an-tara kalimat yang satu dengan kalimat lain dalam teks. Penanda hubungan yang sering muncul dalam bahasa In-ggris adalah hubungan penambahan, hubungan sebab, dan hubungan waktu. Hubungan ini dapat bersifat hipotaksis, yaitu hubungan antara klausa utama dengan klausa bawahan, dapat dikait-kan hubungan yang bersifat parataksis, yaitu hubungan antara dua klausa yang setara. Misalnyad She was never really happy here. So she’s leaving. Unsur so pada kalimat kedua dalam teks tersebut merupakan penanda kohe-si konjungsi yang menunjukkan adanya hubungan sebab antara kalimat kedua itu dengan kalimat Lexical Cohesion, yaitu kohesi yang didasarkan atas adanya pemakaian ka-ta-kata yang mempunyai relasi seman-tik. Tipe kohesi leksikal dalam bahasa Inggris antara lain yaitu pengulangan reiteration dan kolokasi collocation. Jadi, kohesi leksikal ini tidak didasar-kan atas adanya hubungan gramatikal 58I Gusti Ngurah Mayun SusandhikaJURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 01, Feb - Jul 2018 ISSN ISSN bentuk-bentuk yang digunakan dalam teks. Misalnyae Henry’s bought himsift a new Jag-uar. He practically lives in the car. Unsur the car pada kalimat kedua teks tersebut merupakan pengacuan leksi-kal yang mengulang unsur Jaguar pada ka-limat Penelitian Sesuai dengan tahapan-tahapan dan prosedur penelitian yang ditempuh dalam penulisan artikel ini, maka metodologi pe-nelitian ini yang dijabarkan dalam tulisan ini berdasarkan tahapan strateginya meli-puti metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, dan metode pemaparan hasil analisis data, atau metode penyajian hasil penguraian data Sudaryanto, 1992 57.Data yang dianalisis dalam penelitian ini be-rupa penggalan-penggalan teks yang diambil dari komik-komik berbahasa Indonesia, yang diterbitkan dalam bentuk buku. Oleh karena itu, pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan penyimakan metode simak terhadap komik-komik terse-but. Adapun buku-buku komik yang menjadi sumber data dalam penelitian ini1 Is Yuniarto, Garudayana. Aksi2 Rimanti Nurdarina, Pace The Guility. MNC3 Ockto Baringbing dan Hendry Zero. Bima Satria Garuda. Alfamart4 Vanslyner. Delinquent. Makko5 Go King Matto. 5 Menit Sebelum Tayang. Makko6 Pandji Pragiwaksono. H2O. Kolam Ko-mik7 Marcellino Lefrandt dan Aswin MC Siregar. Volt. Skylar Comic8 Is Yunarto. Knight of Apocalypse. Aksi Comic9 Ockto Baringbing dan Ino Septian. Ga-lauman. Comic10 Vega Mandalika. Nusantara Droid War. Comictoon11 Nurfadli Mursyid. Tahilalats. Comic-toon12 Mas Oki dan Terlalu Tampan. Comictoon. Bersumber dari buku-buku komik itu dilakukan pencatatan terhadap bagian-bagian teks dengan mempertimbangkan spesikasi sistem penandaan kohesi dan terbentuknya koherensi dalam teks tersebut. Klasikasi data dilakukan dengan memilah data pada tipe-tipe penanda kohesi dan terbentuknya koherensi. Setelah data terkumpul diklasikasikan kemudian dianalisis menggunakan metode padan, terutama menggunakan teknik refe-rensial, dan metode agih terutama menggu-nakan teknik substitusi, teknik perluas, dan teknik paraphrase. Di samping itu digunakan juga metode reeksif-introspektif mengenai teknik-teknik analisis ini lihat Sudaryanto, 1993. Teknik substitusi digunakan untuk menganalisis teks-teks koherensinya ber-sumber dari hubungan kohesif, yaitu dengan menggantikan penanda kohesif dalam teks itu dapat ditunjukkan. Adapun teknik refe-rensial digunakan untuk menganalisis teks yang koherensinya bersumber dari hubungan teks dengan konteks situasinya, sehingga ke-terhubungan unsur-unsur teks itu dapat di-tunjukkan. Selanjutnya, untuk membuktikan koherensi teks-teks tersebut digunakan teknik paraphrase dan metode reeksif-introspektif, yaitu dengan menyusun kembali teks-teks itu dengan memasukkan unsur-unsur kontek-stualnya, sehingga kepaduan makna teks itu dapat dipahami dengan jelas. Setelah tahap analisis dilaksanakan, hasil analisis data itu dipaparkan menggunakan metode penyaji-an secara informal, yaitu penyajian dengan menggunakan kata-kata, atau berupa Penelitian Secara kontekstual, wacana komik memiliki dua jenis konteks, yaitu konteks linguistik dan konteks nonlinguistik. Konteks linguistik merupakan konteks yang berupa bagian-bagian teks itu sendiri, karena ba-gian-bagian teks itu membentuk suatu kesatu-an teks, dalam arti bagian teks yang satu men-jadi konteks bagian teks yang lain. Konteks nonlinguistik merupakan konteks yang tidak berupa teks. Dalam wacana komik, konteks nonlinguistik berupa gambar-gambar komik. Berdasarkan dua jenis konteks itulah dalam penelitian ini ditentukan tipe-tipe kohesi yang terdapat dalam wacana komik. Sistem penandaan kohesi yang terdapat dalam wacana komik ada lima macam, yai-tu kohesi referensial, kohesi substitusional, kohesi elipsis, kohesi konjungtif, dan kohesi leksikal. Penanda kohesi referensial bersifat leksiko-semantis. Penanda kohesi ini dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu penanda kohesi referensial pronominal dan penan-da kohesi referensial Gusti Ngurah Mayun SusandhikaJURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 01, Feb - Jul 2018 ISSN ISSN Penanda kohesi referensial pronominal terdiri dari enam subtipe, yaitu 1 Penanda kohesi referensial pronominal yang bersifat endoforis, berupa ia, dia, dan mereka yang mengacu nama-nama orang yang disebutkan dalam teks. 2 Penanda kohesi referensial pronominal yang bersifat eksoforis, berupa kita, mereka, kalian, kau, dan aku yang di-gunakan untuk mengacu pelibat pertuturan yang namanya tidak disebutkan dalam teks. 3 Penanda kohesi referensial pronomi-nal diektik, berupa aku dan kamu. Penanda kohesi ini terdapat wacana dialog dan poli-glot. Dalam dialog maupun poliglot tentu terjadi pertukaran, dan dalam pertukaran itu pronominal aku dan kamu digunakan untuk mengacu pelibat pertuturan secara bergan-ti-ganti. 4 Penanda kohesi referensial pro-nominal nondiektik, berupa dia dan mereka. 5 Penanda kohesi referensial pronominal posesif. Penanda kohesi ini berupa pronomi-nal yang menyatakan hubungan kepemilikan, sehingga ada yang berbentuk klitik ku, mu, dan nya, dan ada pula yang berbentuk nonkli-tik kita, kalian, dan kamu. 6 Penanda kohesi referensial pronominal nonposesif, yang mer-upakan penggunaan pronominal yang tidak menunjukkan hubungan kepemilikan. Pen-anda kohesi ini secara gramatikal berfung-si sebagai subjek atau objek dalam kalimat. Bentuk penanda kohesi ini ada yang berben-tuk klitik ku dan mu, ada pula yang berben-tuk nonklitik aku, kamu, kau, kita, kami, dan kohesi referensial demonstratif dibedakan menjadi tiga subtipe yaitu penan-da kohesi demonstratif nominal, berupa ini, itu, dan tersebut; penanda kohesi referensial demonstratif temporal, berupa tadi; dan pen-anda kohesi referensial demonstratif lokatif, berupa sini, situ, dan sana. Penanda kohesi referensial komparatif dibedakan menjadi tiga subtipe, yaitu pen-anda kohesi referensial komparatif simila-tif, berupa seperti, bagaikan, seolah-olah, dan seakan-akan; penanda kohesi referensial elatif lebih dan paling; serta penanda kohesi referensial komparatif identik, berupa persis, sama dengan, dan aks se- yang diikuti kata berkategori ajektif. Penanda kohesi subtitusi bersifat leksiko-gramatikal. Penanda kohesi ini dalam wacana komik ditemukan tiga tipe penanda, yaitu penanda kohesi substitusi nominal, penanda kohesi substitusi verbal, dan pen-anda kohesi klausal. Penanda kohesi substi-tusi nominal dibedakan menjadi dua subtipe, yaitu penanda kohesi substitusi nominal per-sonal, berupa beliau, kau, ia, dia, dirimu, dan mereka; dan penanda kohesi substitusi nom-inal nonpersonal, berupa ini, itu, begini, dan apa. Penanda kohesi subtitusi verbal berupa itu, begitu, dan demikian. Penanda kohesi substitusi klausal be-rupa begitu, begini, itu, dan hal demikian. Penanda kohesi elipsis dibedakan menjadi tipe-tipe, yaitu penanda kohesi elipsis nomi-nal, penanda kohesi elipsis verbal, dan pen-anda kohesi elipsis klausal. Penanda kohesi Konjungtif dibedakan menjadi lima tipe yaitu penanda kohesi konjungtif aditif, pen-anda kohesi konjungtif adversatif, penanda kohesi konjungtif temporal, penanda kohesi konjungtif kontinuatif, dan penanda kohesi konjungtif kausal. Penanda kohesi leksikal dibedakan menjadi empat tipe yaitu penan-da kohesi leksikal reiteratif, penanda kohesi leksikal sinonimi, penanda kohesi leksikal hiponimi, dan penanda kohesi leksikal kolo-katif. Adapun dalam hal koherensi, wacana komik menunjukkan adanya dua sistem pem-bentukan koherensi, yaitu koherensi yang bersumber dari hubungan kohesi, dan kohe-rensi yang bersumber dari aspek situasional. Koherensi yang bersumber dari hubungan kohesi dibedakan menjadi empat tipe yaitu koherensi kesamaan yang terdiri dari enam subtipe, koherensi keberlawanan, koherensi perturutan yang terdiri dari tiga subtipe, dan koherensi penjelasan yang dibedakan menja-di empat subtipe. Koherensi yang bersumber dari aspek situasional dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu koherensi situasional kesinambungan tindakan, dan koherensi situasional penjela-san, yang mempunyai tiga subtipe, yaitu koherensi situasional penjelasan keadaan, koherensi situasional penjelasan hasil, dan koherensi situasional penjelasan peristiwa. Dalam penelitian ini peneliti member-anikan diri memberi nama untuk tipe-tipe koherensi yang ditemukan karena pada ka-jian-kajian wacana yang dilakukan ahli ba-hasa terdahulu tidak membicarakan masalah tipologi koherensi. Dalam penelitian tentang wacana, istilah-istilah baru dalam hubungan dengan tipologi masalah kohesi. Istilah-istilah yang digunakan un-tuk penamaan tipe koherensi ini ditentukan berdasarkan hubungan makna yang secara dominan terbentuk dalam wacana tersebut. 60I Gusti Ngurah Mayun SusandhikaJURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 01, Feb - Jul 2018 ISSN ISSN Hubungan makna antara unsur pembentukan wacana itu berasal dari keterkaitan kalimat satu dengan kalimat yang lain, dapat juga be-rasal dari keterkaitan antara kalimat-kalimat dalam wacana itu dengan aspek situasional-nya yang berupa gambar-gambar yang men-dukung apa yang diungkapkan dalam kali-mat-kalimat pembentukan wacana PUSTAKAAtar Semi, 1990. Menulis Efektif. Bandung Robert-Alain de. 1981. Inroduc-tion to Text Linguistics. London Santoso, Gunawan. 1987. “Ciri-Ciri Bahasa Komik sebagai Sebuah Rag-am”. Magelang; Makalah David. 1991. A Dictionary of Lin-guistics and Phonetics. Oxford Basil Blackwell, et al. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Sunjono. 1985. “Benang Pengikat dalam Wacana”, dalam Kas-wanti Purwo, 1990. Pusparagam Lin-guistik dan Pengajaran Bahasa. Jakar-ta Arcan, h. 93 - Philip W. 1973. Modern Theories of Linguistics. London Fatimah. 1994. Wacana Pe-mahaman dan Hubungan Antar Un-sur. Bandung Pier Paulo ed. Language and So-cial Context. London Pengius 1975. “Logic and Conversation”, dalam Cole P. dan Morgon J. ed Syn-tax and Semantics, Vol. 3. New York Academy dan Ruqaiya Hasan. 1979. Cohesion in English. London 1992. Bahasa Konteks dan Teks terjemahan Asruddin Barori Tou. Yogyakarta Gadjah Mada Uni-versity Ruqaiya. 1968. Grammatical Cohe-sion in Spoken and Written and Written English. London Purwo, Bambang. 1990. Pusparag-am Linguistik dan Pengajaran Bahasa. Jakarta Purwo, Bambang. 1993. PELLBA 6. Jakarta Lembaga Bahasa Unika Atma Geoffrey, N. 1983. Principles of Prag-matics. New York Hamid Hasan. 1993. Analisis Wacana Pragamatik. Bandung John. 1983. Language, Meaning, and Context. Great Britain Fontana Paper Jos Daniel. 1990. Teori Semantik. Ja-karta Kenneth L. 1992. Konsep Linguistik Pengantar Teori Tagmemik. Jakarta Summer Institute of M. 1993. Paragraf Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta Andi Jan. 1993. Discourse Studies An Introductory Text Book. Amsterdam John Benjamins Publishing Geoffrey. 1980. School of Linguis-tics. London 1998. Analisis Bahasa. Jakarta 1992. Metode Linguistik. Yo -gyakarta Gadjah Mada University 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta Duta Wacana University Wuri. 1991. “Aspek Linguis-tik dan Sosiokultural dalam Humor”, Makalah Pertemuan Linguistik. Jakar-ta Unika Atma Henry Guntur. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung 1985. Sosiolinguistik Pengantar Awal. Solo Henary 1985. Explorations in Applied Linguistics. London Oxford Gusti Ngurah Mayun SusandhikaJURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 01, Feb - Jul 2018 ISSN ISSN ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Efektif. Bandung AngkasaAtar SemiAtar Semi, 1990. Menulis Efektif. Bandung to Text LinguisticsRobert-Alain BeaugrandeDeBeaugrande, Robert-Alain de. 1981. Inroduction to Text Linguistics. London Bahasa Komik sebagai Sebuah Ragam". Magelang; Makalah PIBSIBudi SantosoGunawanBudi Santoso, Gunawan. 1987. "Ciri-Ciri Bahasa Komik sebagai Sebuah Ragam". Magelang; Makalah Linguistik dan Pengajaran Bahasa. Jakarta Arcan, hSunjono DardjowidjojoDardjowidjojo, Sunjono. 1985. "Benang Pengikat dalam Wacana", dalam Kaswanti Purwo, 1990. Pusparagam Linguistik dan Pengajaran Bahasa. Jakarta Arcan, h. 93 Pemahaman dan Hubungan Antar UnsurFatimah DjajasudarmaDjajasudarma, Fatimah. 1994. Wacana Pemahaman dan Hubungan Antar Unsur. Bandung P GrixeGrixe 1975. "Logic and Conversation", dalam Cole P. dan Morgon J. ed Syntax and Semantics, Vol. 3. New York Academy Press.
PengertianKomik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komik adalah cerita bergambar (di majalah surat kabar,atau berbentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan lucu.Komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata-kata (Franz & Meier, 1994:55).
Menurut Keraf 201076 bila sebuah kata mengacu kepada suatu hal atau kelompok yang luas ruang lingkupnya maka kata itu disebut kata umum. Un mot générique sert à présenter une catégorie entière d‟êtres ou de choses „kata umum adalah kata yang mengacu kepada sebuah kelompok atau sesuatu‟ Berikut merupakan contohkata umum desjours „hari‟merupakan kata umum darilundi„senin‟, jeudi„kamis‟ f. Kata Khusus Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu pada pengarahan-pengarahan yang khusus dan terkait Keraf, 201076. Un mot spécifique désigne les êtres ou les choses qui entrent dans les catégories générales„kata khusus mengacu kepada sesuatu yang termasuk kedalam kata umum‟ merupakan contoh kata khusus dalam bahasa Prancis jeudi„senin‟, lundi„kamis‟ merupakan kata khusus dari kata umumdes jours„hari‟ g. Kata Ilmiah Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah. Kata ilmiah umumnya muncul atau dipakai dalam pertemuan-pertemuan resmi dan dalam diskusi-diskusi ilmiah. Menurut Keraf2004106 umumnya kata-kata ilmiah atau kata yang khusus dipergunakan oleh kaum terpelajar, berasal dari bahasa asing. Berikut merupakan contoh kata ilmiah animaloïde, ascendant„naik‟, déductif„deduktif‟ . h. Kata Populer Kata populer adalah kata-kata yang umumdipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik oleh kaum terpelajar dan oleh orang kebanyakan. Kata populer merupakan tulang punggung suatu bahasa karena kata ini merupakan kata-kata umum yang bisa dipakai oleh siapa saja. Kata populer adalah kata-kata yang diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat, contoh kata populer gelandangan kata ilmiahnya tuna wisma, orang sakit kata ilmiahnya pasien Keraf, 2010105, sedangkan contoh kata populer dalam bahasa Prancis yaitu des biscottos„lengannya bersepir‟, bicher„senang‟ Arifin, 200498. i. Jargon Menurut Keraf 2010107 jargon mengandung beberapa pengertian. Pertama, jargon mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap kurang sopan atau aneh. Kedua, jargon merupakan dialek hybrid yang timbul dari percampuran bahasa-bahasa dan sebagai bahasa penghubung atau lingua franca. Ketiga, jargon merupakan kata yang mempunyai ketumpangtindihan dengan bahasa ilmiah. Jargon est vocabulaire propre à une profession, à une discipline ou à une activité quelconques, généralement inconnu du profane, argot de métier „jargon adalah kosa kata khusus untuk profesi, untuk suatu disiplin ilmu atau suatu kegiatan tertentu, umumnya tidak dipahami oleh orang awam, kata slang dari seatu pekerjaan Berikut merupakan contohjargon dalam bahasa Prancis un colon untuk menyebut kolonel, un comanche untuk menyebut komandan, un pitaine untuk menyebut kapten j. Kata Slang Kata slang adalah kata-kata non standard yang informal, yang disusun secara khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan Keraf, 201095. L‟argot est un langage de convention imaginé par les voleurs, les vagabonds, les diverses classes de gens hors de la société ou de la loi pour communiquer entre eux sans être dirancang oleh sekumpulan pencuri, gelandangan, komunitas anak muda, atau orang-orang yang tidak memiliki stastus hukum untuk berkomunikasi diantara mereka tanpa dipahami oleh orang lain‟ slang biasanya digunakan oleh anak muda dalam percakapan sehari-hari. Dalam bahasa Prancis ada dua jenis kata slang yaitu les franglais campuran antara bahasa Prancis dan Inggris dan le verlan kata yang dibalik. Contoh les franglais antara lain le shopping„berbelanja‟, le week-end„akhir pekan‟, un milk-shake„susu kocok‟ Sedangkan contoh le verlan antara lain Chaud„panas‟ auch, Chier„buang air besar‟ iéche, Feu„api‟ euf k. Kata Asing Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya. Contoh kata asing yang sering digunakan dalam bahasa prancis un boss „bos‟, un gentlemen, un match „pertandingan‟ . l. Kata Serapan Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud dan struktur bahasa yang ditujunya/ emprunt est un mot étranger employé en français „kata serapan adalah kata asing yang digunakan dalam bahasa Prancis kata serapan dalam bahasa Prancis antara lain serapan dari bahasa Arab hadith„hadis‟, musulman„muslim‟, hidjab„hijab‟ C. Gaya Bahasa 1. Pengertian Gaya Bahasa Gaya bahasa menurut Keraf 2010113 sebagai cara mengungkapkan pikiran secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis pemakai bahasa.Pendapat ini senada dengan pengertian gaya bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002 304, “gaya bahasa adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis dan lisan”.Gaya bahasa adalah bahasa yang indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih kata lain penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotatif tertentu Dale via Tarigan 19905. Menurut Larousse 1999 969, le style est manière particulière d‟exprimer sa pensée, ses émotions, ses sentiments “gaya bahasa adalah cara khusus menyatakan pikirannya, emosinya, perasaannya”. Menurut Cressot dalam Dubois dkk, 2001447 le style reléve la parole; il est >” gaya bahasa yang membangun tuturan adalah pilihan yang dibuat oleh para pengguna bahasa/penutur dalam seluruh aktivitas berbahasa”. Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli dapat ditarik kesimpulan gaya bahasa adalah pemaikaian bahasa oleh pengarang dalam karyanya untuk mengungkapkan gagasan yang ingin diungkapkannya. Setiap pengarang memiliki gaya bahasa dan caranya sendiri dalam menuangkan gagasan/ pemikirannya. Persoalan gaya bahasa atau style meliputi semua hirarki kebahasaan pilihan kata secara individual, frasa, klausa, dan kalimat, bahkan mencakup pula sebuah wacana secara keseluruhan Keraf, 2010112. Ada berbagai macam jenis dan bentuk gaya bahasa yang umum dipakai. Bentuk dan jenis gaya bahasa tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada bab jenis-jenis gaya bahasa berikut ini. 2. Jenis Gaya Bahasa Gaya bahasa dapat ditinjau dari bermacam-macam sudut pandang. Keraf 2010129 membedakan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna menjadi 2 kelompok, yaitu gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan. Gaya retoris adalah gaya bahasa yang maknanya harus diartikan menurut nilai lahirnya. Sedangkan gaya bahasa kiasan adalah gaya bahasa yang maknannya tidak dapat ditafsirkan sesuai dengan makna kata-katayang membentuknya Nurgiyantoro, 2014213. Gaya bahasa retoris diantaranya aliterasi, asonansi, anastrof, apofasis, apostrof, asindeton, kiasmus, elipsis, eufemismus, litotes, histeron proteron, pleonasme dan tautologi, perifrasis, prolepsis, pertanyaan retoris, silepsis dan zeugma, hiperbol, paradoks, dan oksimoron. Kemudian gaya bahasa kiasan diantaranya persamaan atau simile, metafora, personifikasi, alusi, eponim, epitet, sinekdoke, metonimi, hipalase, ironi, inuendo, dan pun atau paronomasia. Berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai jenis gaya bahasa tersebut. a. Gaya Bahasa Retoris 1 Aliterasi Aliterasi merupakan gaya bahasa yang berujud pengulangan bunyi konsonan yang sama Keraf, 2010 130.L‟alitteration est retours multipliés d'un son identique dans un énoncé ou un mot „aliterasi merupakan pengulangan suatu bunyi yang identik pada suatu pernyataan atau kata contoh penggunaan gaya bahasa aliterasi dalam bahasa Indonesia 3Takut titik lalu tumpah. Keraf, 2010130 Contoh 3 mengandung gaya bahasa aliterasi, hal ini dengan ditunjukkan adanya pengulangan bunyi konsonan yang sama, yaitu konsonan [t] pada kata takut,titik, tumpah. Berikut ini contoh aliterasi dalam bahasa Prancis 4Pour qui sont ces serpent qui sifflent sur vos têtes? Racine dalam “ Untuk siapa ular-ular yang berdesis di atas kepalamu? “ diterjemahkan oleh peneliti Contoh 4 menunjukkan adanya pengulangan bunyi konsonan yang sama yaitu konsonan [s] pada kata sont, ces, serpent, sur, hal inidimaksudkan untuk memperoleh penekanan. Pengulangan dan penekanan ini juga bertujuan untuk menciptakan keindahan dan kemerduan bunyi. Jadi seseorang yang mendengar atau membaca akan merasakan nilai estetik atau keindahan dari kalimat tersebut. 2 Asonansi Asonansi merupakan gaya bahasa yang berwujud perulangan bunyi vokal yang sama Keraf, 2010130.L‟assonance est répétition d‟un même son de voyelle dans une même phrase ou dans un ensemble de vers „asonansi merupakan pengulangan bunyi vokal yang sama dalam suatu kalimat atau bait‟ Berikut merupakan contoh gaya bahasa asonansi 5 Ini muka penuh luka siapa punya. Keraf, 2010130 Contoh 5 mengandung gaya bahasa asonansi ditunjukkan adanya pengulangan bunyi vokal yang sama, yaitu vokal [a] pada kata muka, luka, siapa, punya. Berikut ini merupakan contoh asonansi dalam penggalan puisi berbahasa Prancis 6 Les sanglots longs. Des violons Verlaindalam “Isak tangis yang panjang. Biola- Biola” diterjemahkan oleh peneliti Pada penggalan puisi tersebut menunjukkan adanya pengulangan bunyi vokal yang sama yaitu vokal [e] pada kata les dan des, vokal [o] pada kata sanglots [sãnglo] dan violons [violõ], serta vokal [õ] pada kata longs [lõ] danviolons [violõ], yang dimaksudkan untuk memperoleh penekanan. Pengulangan dan penekanan ini juga bertujuan untuk menciptakan keindahan dan kemerduan bunyi. Jadi seseorang yang mendengar atau membaca akan merasakan nilai estetik atau keindahan dari kalimat tersebut. 3 Anastrof Anastrof atau inversi adalah gaya bahasa dengan membalikkan susunan kata-kata yang ada dalam kalimatKeraf, 1996130. Berikut merupakancontoh gaya bahasa anastrof 7 Pergilah iameninggalkan kami, keheranan kami melihat perangainya. p s o Contoh 7 menunjukkan adanya gaya bahasa anastrof karena adanya pembalikan susunan kata yang tidak sesuai gramatikal tetapi tidak mengubah pesan yang ingin disampaikan. Frasa “pergilah ia” dalam kalimat 7 seharusnya dituliskan “dia pergi”. Apabila kalimat 7 tidak diinversi maka kalimatnya menjadi 7a Ia pergi merantau meningkalkan kami, keheranan kami melihatnya. Berikut ini adalah contoh kalimat dalam bahasa Prancis yang menggandung gaya bahasa anastrof 8 Dans cette cour jouaient des enfants cc v s “Di halaman ini anak-anak sedang bermain‟ Diterjemahkan oleh peneliti Susunan kalimat pada contoh 8 tidak sesuai kaidah gramatikal, susunan kalimat yang sesuai kaidah gramatikal dalam bahasa prancis adalah subjet+ verba+ objet+ complement circontontiel. Namun pada frasa tersebut subjek berada pada akhir frasa tersebut telah dibalik tetapi tidak mengubah pesan yang disampaikan. Apabila contoh 8 tidak dibalik unsur subjek dan predikatnya maka kalimatnya menjadi 8a Des enfants jouaient dans cette cour. “Anak-anak sedang bermain di halaman ini”. 4 Apofasis atau preterisio Apofasis biasa disebut juga presterisio merupakan gaya bahasa dimana penulis atau penutur menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal Keraf,2010130. Prétérition est consiste à parler de quelque chose en commençant par annoncer qu'on ne va pas en parler „preterisio adalah berbicara tentang sesuatu yang dimulai dengan mengumumkan bahwa kami tidak akan berbicara tentang hal tersebut‟ merupakan contoh gaya bahasa apofasis 9Jika saya tidak menghargai nama baik sekolah ini, maka sesungguhnya saya ingin mengatakan bahwa Anda seorang koruptor. Tarigan, 1985 86 Penutur dalam contoh 9 seolah-olah ingin menyembunyikan atau merahasiakan sesuatu untuk menghargai nama baik sekolah , akan tetapi ia justru mengatakannya. Berikut ini merupakan contoh gaya bahasa apofasis dalam bahasa Prancis 10Je n’ai pas besoin de vous présenter monsieur Paul. Je n'ai pas besoin de vous redire l'importance de la ponctualité. Inutile de vous dire que? “Saya tidak perlu untuk memperkenalkan Mr Paul . Saya tidak perlu mengulangi pentingnya ketepatan waktu .Tak perlu dikatakan bukan?” diterjemahkan oleh peneliti Pada contoh 10 dalam bahasa Prancis, pada mulanya penutur seakan-akan tidak ingin mengatakan keburukan orang yang dibicarakannya, akan tetapi tetap dikatakan pada akhirnya. 5 Apostrof Apostrof merupakan gaya bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir Keraf, 2010131. L‟apostrophe est un figure de rhétorique par laquelle on s‟adresse directement aux personnes ou aux choses personnifiées „apotrof merupakan gaya bahasa retoris yang berupa penyampaian amanat kepada orang yang tidak hadir atau dipersonifikasikan‟ l.Gaya bahasa ini biasanya digunakan oleh para orator klasik. Berikut merupakan contoh penggunaan gaya bahasa apostrof 11Wahai roh- roh nenek moyang kami yang berada di negeri atas, tengah, dan bawah, lindungilah warga desaku ini. Tarigan, 198583 Contoh 11 merupakan penggalan kalimat yang terdapat pada sebuah pidato. Kalimat tersebut mengandung gaya bahasa apostrof karena terdapat pengalihan amanat yang ditunjukkan kepada sesuatu yang gaib yaitu roh-roh. Berikut ini merupakan contoh gaya bahasa apostrof dalam bahasa Prancis 12... souvenez-vous que je marche acommpagné du dieu de la guerre et du dieu de la fortune. Kriswanda, 1997114 “... Ingatlah saudara, bahwa saya berjalan dalam bimbingan Dewa peperangan dan dewa keberuntungan.” Kriswanda, 1997114 Contoh 12 mengandung gaya bahasa apostrof karena dalam kalimat tersebut terdapat pengalihan amanat yang ditunjukkan untuk sesuatu yang gaib. 6 Asindeton Asindeton merupakan gaya bahasa yang berupa acuan padat dan mampat dimana beberapa kata, frase, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung, tetapi biasanya hanya dipisahkan dengan tanda koma sajaKeraf, 2010131.Menurut Reboul, l‟asyndet est une figure obtenue par suppression des termes de liaison „asindeton merupakan gaya bahasa yang menghapus semua kata sambung‟ Berikut merupakan contoh gaya bahasa asindeton 13 Dan kesesakan, kepedihan, kesakitan, seribu derita detik- detik penghabisan orang melepaskan nyawa. Keraf, 2010 131 Contoh 13 menunjukkan gaya bahasa asindeton, hal ini di tandai dengan tidak adanya kata hubung untuk memisahkan kata atau frasa pada kalimat tersebut. Kata atau frasa pada kalimat padat tersebut hanya dipisahkan dengan tanda koma saja. Hal ini terlihat pada kata kesesakan, kepedihan, kesakitan hanya dipisahkan dengan tanda koma. Berikut ini merupakan contoh gaya bahasa asidenton dalam bahasa Prancis 14Cette triste femme contemplait avec douceur les enfants, les bébés. Blais,Association lyon _ Les figures de “Wanita yang sedih ini menatap lembut pada para anak-anak,para bayi-bayi.” diterjemahkan oleh peneliti Contoh 14 mengandung gaya bahasa asidenton karena, dalam kalimat tersebut terdapat kata yang sederajat yakni kata les enfants dan les bébés tidak dihubungkan dengan kata sambung melainkan hanya dipisahkan dengan tanda koma saja. 7 Polisindeton Polisindeton merupakan gaya bahasa kebalikan dari asindeton. Pada gaya bahasa asindeton kata, frasa, atau klausa yang berurutan hanya dihubungkan dengan tanda koma saja, namun pada gaya bahasa polisindeton kata, frasa, atau klausa yang berurutan dihubungkan dengan kata sambung Keraf, 2010131. Berikut merupakan contoh penggunaan gaya bahasa polisindeton 15Istri saya menanam nagka dan jambu dan cengkeh dan pepaya di halaman kami. Pada contoh kalimat 15 terlihat adanya gaya bahasa polisindeton, hal ini ditandai dengan pengunaan kata hubung dan untuk menghubungkan kata yang berurutan seperti kata nangka, jambu, cengkeh, pepaya. 8 Kiasmus Kiasmus merupakan gaya bahasa yang berisi perulangan dan sekaligus pula merupakan inversi hubungan antara dua kata dalam satu kalimat Keraf, 2010132. Le chiasme est un fiigure disposant en ordre inverse les mots de deux propositions qui s'opposent „kiasmus merupakan gaya bahasa yang berbentuk inversi dari dua kata yang berlawanan Berikut merupakan contoh gaya bahasa kiasmus 16 Mengapa kamu menyalahkan yang benar, tetapi membenarkan yang salah. Tarigan, 1985241 Pada contoh kalimat 16 kata yang dipertentangkan adalah kata menyalahkan dan membenarkan , serta kata benar dan salah. Keempat kata tersebut saling dipertentangkan dalam klausa pertama dan klausa kedua pada kalimat tersebut. Berikut ini merupakan contoh gaya bahasa kiasmus dalam bahasa Prancis 17 Il était très riche en défauts, en qualités très pauvre. Association lyon _ Les figures de “Dia pernah menjadi sangat kaya di dalam kekurangannya, sebagai orang yang sangat miskin.” Diterjemahkan oleh peneliti Contoh 17mengandung gaya bahasa kiasmus, kata yang dipertentangkan pada klausa pertama dan kedua adalah kata riche‟kaya‟dan katapauvre‟miskin‟. 9 Elipsis Elipsis merupakan gaya bahasa yang menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku Keraf, 2010132. L‟ellips est un style qui consistant à omettre un ou plusieurs mots à l'intérieur d'une phrase, leur absence ne nuisant ni à la compréhension ni à la syntaxe. „elipsi merupakan gaya bahasa yang berupa penghilangan satu atau beberapa kata dalam kalimat, namun ketidakhadiranya tidak mempengaruhi pemahaman dan unsur sintaksis. Berikut merupakan contoh gaya bahasa elipsis 18 Mereka ke Jakarta besok. Tarigan, 1985236 Contoh kalimat 18 secara gramatikal tidak lengkap karena pada kalimat tersebut hanya ada subyek mereka, obyek ke Jakarta, dan keterangan waktu besok. Unsur yang hilang pada kalimat tersebut adalah predikat. Predikat tersebut misalnya pergi atau berangkat. Berikut ini merupakan contoh gaya bahasa elipsis dalam bahasa Prancis 19 Francis mange des cerises, Catherine des fraises. Association lyon _ Les figures de “Francis makan beberapa buah ceri, Cathrine beberapa buah strawberry.” Diterjemahkan oleh peneliti Pada contoh 19 dalam bahasa Prancis terdapat penghilangan verba manger pada klausa kedua. Apabila ditambah unsur manger pada klausa kedua dalam kalimat tersbut maka menjadi 19a Francis mange des cerises, Catherine mange des fraises. “ Francis makan beberapa buah ceri, Cathrine makan beberapa buah strawberry.” 10 Eufemismus Eufemismus merupakan gaya bahasa yang berupa ungkapan-ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang atau ungkapan- ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung perasaan orang lain atau mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan Keraf, 2010 132. L‟euphémisme est un figure très connue qui consiste à remplacer une expression littérale idée désagréable, triste par une forme atténué, adoucie „uefemismus merupakan gaya bahasa yang dikenal untuk menggantikan sebuah ekspresi literal ide buruk, kesedihan dengan bentuk yang lebih lembut atau lebih halus‟ Berikut merupakan contoh pengunaan gaya bahasa eufemismus 20 Anak saudara memang tidak terlalu cepat mengikuti pelajaran seperti anak-anak lainnya. Keraf, 2010132 Pada contoh kalimat 20 klausa tidak terlalu cepat mengikuti pelajaran digunakan untuk menggantikan kata ungkapan tersebut digunakan agar tidak menyinggung perasaan lawan bicaranya. Berikut ini merupakan contoh gaya bahasa eufemismus dalam bahasa Prancis 21Elle nous a quittés. http// “Dia telah pergi meninggalkan kita.” Diterjemahkan oleh peneliti Pada contoh kalimat 21 kata quittés yang berasal dari kata quitter yang berarti meninggalkan digunakan untuk menggantikan dan menghaluskan kata mati. 11 Litotes Litotes merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan untuk merendahkan diri. Sesuatu hal dinyatakan kurang dari kenyataan sebenarnya atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan katanya Keraf, 2010 132-133. Une litote consiste à dire moins pour suggérer d‟avantage ‟litotes ialah menyampaikan sedikit kurang untuk menyatakan sesuatu kelebihan‟ Berikut merupakan contohgaya bahasa litotes dalam bahasa Indonesia 22 Kedudukan saya ini tidak ada artinya sama sekali. Keraf, 1996 133 Pada contoh kalimat 22terdapat gaya bahasa litotes, penulis menggunakan kalimat tersebut untuk merendahkan diri. padahal sebenarnya ia memiliki jabatan atau kedudukan yang tinggi. Berikut ini merupakan contoh gaya bahasa litotes dalam bahasa Prancis 23 Je ne dis pas non. “ Saya tidak mengatakan tidak” Diterjemahkan oleh peneliti Pada contoh kalimat 23 litotes gaya bahasa dituliskan dengan bentuk negatif hal ini ditandai dengan kata ne pas “tidak”. Sebenarnya kalimat tersebut ingin mengungkapkan bahwa ia tidak menolak sesuatu atau tawaran atau dengan kata lain ia sebenarnya hendak menerima tawaran tersebut. 12 Histeron proteron Histeron proteron adalah gaya bahasa yang merupakan kebalikan dari sesuatu yang logis. Gaya bahasa ini juga biasa disebut hiperbaton Keraf, 2010 133. Un hystéron-protéron ou hystérologie consiste à présenter les termes d'une phrase dans un ordre contraire à la chronologie ou à la logique.„histeron proteron atau hysterologie adalah menyajikan suatu hal atau peristiwa dalam suatu kalimat dengan urutan yang bertentangan dengan waktu atau logika‟ Berikut contoh penggunaan gaya bahasa hysteron proteron 24 Dia membaca cerita itu cepat sekali dengan cara mengajanya kata demi kata. Tarigan, 1985240 Apabila kita mengamati contoh kalimat 24 sebenarnya menyatakan sesuatu yang tidak logis. Pada kalimat tersebut penulis menyatakan “dia membaca cepat sekali” namun lanjutan dari kalimat tersebut menyatakan bahwa dia “membaca dengan cara mengeja kata demi kata.” Hal ini jelas sangat tidak logis padahal agar bisa membaca dengan sangat cepat tidak mungkin dilakukan dengan mengeja kata demi kata. Berikut ini merupakan contoh gaya bahasa histeron proteron dalam bahasa Prancis 25 Mets tes chaussures et tes chaussettes. “Pakai sepatumu dan pakai kaos kakimu.” Diterjemahkan oleh peneliti Contoh 25mengandung gaya bahasa hiperbaton karena, kalimat ini juga menyatakan sesuatu yang tidak logis, sebab seharusnya memasang kaos kaki terlebih dahulu barulah menggunakan sepatu. 13 Pleonasme dan Tautologi Pada dasarnya pleonasme dan tautologi adalah acuan yang mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran atau atau gagasan, namun bila dicermati keduanya memiliki perbedaan. Perbedaannya yaitu, pleonasme adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang berlebihan, sehingga bila salah satunya dihilangkan, artinya tetap pléonasme est l'addition de mots qui ne sont pas absolument nécessaires au sens „pleonasme adalah penambahan kat-kata yang sebenarnya tidak diperlukan‟ Sebaliknya, disebut tautologi apabila kata yang berlebihan itu sebenarnya mengandung perulangan dari sebuah kata yang lain Keraf,
Komiktidak pernah menggunakan bahasa yang sulit dipahami pembaca. Dalam komik, bahasa yang paling umum digunakan adalah bahasa yang digunakan untuk komunikasi sehari-hari, dan pembaca dapat dengan mudah memahami dan memahami isi komik. Bersifat Kepahlawanan; Secara umum, isi cerita dalam komik membuat pembaca merasa heroik atau murung.
Ilustrasi Teks atau Kata-Kata dalam Komik Biasanya Disajikan dalam Bentuk, Foto Unsplash Erik McleanSiapa yang tidak kenal dengan komik? Ya, komik adalah contoh dari karya sastra bergambar yang sangat populer di kalangan masyarakat. Banyak orang yang suka membaca komik, baik tua maupun muda. Bahkan sebagian dari mereka pun mempunyai judul-judul komik favorit dan mengoleksinya. Oleh sebab itu, beragam judul komik dari luar negeri maupun dalam negeri sudah beredar di Indonesia demi memenuhi permintaan Anda sering melihat komik, pasti Anda sudah tidak asing dengan bagaimana teks atau kata-katanya disajikan. Teks atau kata-kata dalam komik biasanya disajikan dalam bentuk gelembung. Simak penjelasan lebih lanjut mengenai bentuk teks atau kata-kata atau Kata-Kata dalam KomikMengutip buku Pembelajaran Menggunakan Komik oleh Silvi Hevria 202135 komik merupakan cerita yang terdiri dari gambar dan tulisan bahasa percakapan yang mendukung pengertian di atas dapat kita ketahui bahwa ada dua unsur yang terdapat pada komik yakni gambar dan tulisan. Hal inilah yang membuat komik terlihat unik dan berbeda dengan karya sastra pada umumnya. Di samping itu, bentuk penyajian teks atau kata-kata dalam komik pun unik karena berbentuk atau Kata-Kata dalam Komik Biasanya Disajikan dalam Bentuk, Foto Unsplah Miika LaaksonenJadi dalam komik, setiap kalimat atau teks akan ditulis dalam gelembung-gelembung. Bila kalimat atau teks tersebut merupakan narasi dari komik, maka tidak ada arah panah dalam gelembungnya. Sebaliknya, bila kalimat atau teks tersebut merupakan dialog yang diucapkan dari tokoh komik, maka ada semacam arah panah yang menandakan bahwa kalimat tersebut diucapkan oleh tokoh yang apakah Anda tahu apa sebutan gelembung kata tersebut? Gelembung kata dalam komik disebut sebagai balon ucapan atau balon kata. Meskipun balon ucapan atau balon kata identik dengan komik, namun ilustrasi juga sering memakai balon ucapan atau balon kata umumnya tulisan pada komik dibuat dalam bentuk gelembung. Maka dari itu, apapun judul komik dan darimana pun mereka berasal, kemungkinan besar mereka menggunakan gelembung-gelembung untuk menulis teks atau kalimat. LOV
- Гω ዠըврю գектютр
- ችጎ утιմոхр աда
- Крιሢар оտо ጭебиቺу
- Λθ ктጢчиւесը вυмаռ аሕуጂቱςυ
- Տеψυпθдև ф ቆህεк φетθдово
- Адраዒ ср ቼдрιփ ዢсрዐ
Komiksilat merupakan komik yang sangat popular, karena tema yang disajikan dalam komik berupa adegan laga atau pertarungan yang hingga saat ini tetap menjadi idola. Misalkan komik Naruto, One Piece, Dragon Ball dan lain sebagainya. Unsur-unsur Komik. Unsur-unsur dalam komik oleh Berger dirincikan sebagai berikut:
10+ Tips Cepat Bahasa Yang Digunakan Dalam Komik Adalah Terupdate. Pengertian komik menurut para ahli. Contoh kalimat dengan countable noun. Biasanya komik ini dicetak pada sebuah kertas dan dilengkapi dengan teks sesuai alur cerita. Bahasa yang digunakan dalam pembuatan pamflet adalah. Yang mana, bahasa akan berkembang sesuai dengan masyarakatnya. Pengertian komik menurut para ahli. Perkembangan bahasa yang digunakan dalam komik saat ini, juga cukup beragam. Perkembangan bahasa yang digunakan dalam komik saat ini, juga cukup beragam. Perkembangan bahasa yang digunakan dalam komik saat ini, juga cukup Komik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kbbi Termasuk Dalam Komik Superhero Atau Termasuk Dalam Komik Superhero Atau Sindiran Dalam Meme Comic Corona Di Facebook Meme Comik Indonesia Mci”.Dalam Komik, Bahasa Yang Paling Umum Digunakan Adalah Bahasa Yang Digunakan Untuk Termasuk Dalam Komik Superhero Atau Mengetahui Bahwa Kata Baku Adalah Kosa Kata Kalimat Dengan Countable Adalah Media Yang Digunakan Untuk Mengekspresikan Ide Dengan Gambar, Sering Dikombinasikan Dengan Teks Atau Informasi Visual Put On Karya dari 10+ Tips Cepat Bahasa Yang Digunakan Dalam Komik Adalah Terupdate. Unsur komik yang secara nyata dapat ditatap karena keduanya merupakan media representasi komik itu sendiri. Komik adalah media yang digunakan untuk mengekspresikan ide dengan gambar, sering dikombinasikan dengan teks atau informasi visual lainnya. Para ahli mendefinisikan pengertian komik antara lain sebagai berikut Gundala Termasuk Dalam Komik Superhero Atau Kepahlawanan. Setelah Mengetahui Bahwa Kata Baku Adalah Kosa Kata Yang. Contoh Kalimat Dengan Countable Noun. Komik Adalah Media Yang Digunakan Untuk Mengekspresikan Ide Dengan Gambar, Sering Dikombinasikan Dengan Teks Atau Informasi Visual Lainnya. Komik Put On Karya Kho. Tokoh yang digunakan dalam komik mayoritas memiliki watak yang sederhana. Komik put on karya kho. Yang mana, bahasa akan berkembang sesuai dengan masyarakatnya. Penelitian ini memfokuskan untuk meneliti bentuk gaya bahasa sindiran yang digunakan dan.
Kalimattanya biasa adalah jenis kalimat yang paling sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Jenis kalimat ini digunakan untuk menggali informasi dari seseorang tentang objek tertentu. Kata tanya yang digunakan dalam kalimat tanya biasa adalah 5W1H yaitu What (Apa), Where (Dimana), When (Kapan), Who (Siapa), Why (Mengapa), How (Bagaimana).
Bahasa yang digunakan dalam komik sebagian besar merupakan kata-kata yang diucapkan oleh karakter dan merupakan bahasa lisan. Hal ini membuat bahasa yang digunakan sangat informal, yang dibangun dari kalimat- kalimat sederhana dengan bahasa yang sederhana. Bahasa apa yang digunakan untuk membuat komik? Jawaban bahasa yang di gunakan adalah bahasa yang singkat, jelas dan padat yang mudah di mengerti orang saat membaca dan supaya menulisnya tidak terlalu penuh pada saat di gambar D. Mengapa komik menggunakan bahasa? Jawaban. Jawaban Agar mudah dimengerti dan agar senantiasa ingat terhadap pesan yang ingin disampaikan. Apa saja ciri ciri bahasa komik? Ciri–ciri bahasa komik 1. menggunakan bahasa percakapan sehari hari. 2. susunan kata bersifat proposional, sehingga mudh membawa pembaca untuk hanyut dlm cerita. Langkah langkah yang benar dalam menggambar komik? Tentukan tema komik. Tentukan Isi atau jalan cerita. Kembangkan tokoh-tokoh, baik secara teks sifat tertulis maupun gambar karakter. Siapkan latar belakang cerita, dengan beberapa sampel visual wujud nyata gambar latar. Buat alur cerita komik jika diperlukan. Apakah canva bisa membuat komik? Membuat Komik Keren Secara Online dengan Canva. Kini, membuat komik pendek, sederhana, dan lucu secara online dengan contoh gambar inspiratif, termasuk dalam bahasa Inggris, bisa dilakukan lewat aplikasi komik Canva. Tak perlu khawatir, siapapun kini bisa menjalani proses pembuatan komik dengan mudah dan gratis! Apa bahasa inggrisnya komikus? Komikus memiliki padanan makna dengan mangaka bahasa Jepang dan comic artist bahasa Inggris. Mengapa komik tidak menggunakan bahasa yang baku tetapi menggunakan bahasa sehari hari? Dengan digunakannya bahasa percakapan sehari–hari akan lebih mengena bagi pembaca. Pola perilaku dalam cerita komik cenderung untuk disederhanakan dan mudah diterka. Mengapa bahasa dalam komik sangat singkat dan mudah di pahami oleh pembaca? Jawaban. Jawaban agar pembaca tidak bosan untuk membaca komik, jika digunakan bahasa yang rumit akan membuat pembaca menjadi bosan. Bagaimana bentuk teks dalam komik? Teks yang digunakan di dalam komik berbentuk dialog, menceritakan dialog antara tokoh satu dengan yang lain ketika bertarung. Kata yang di gunakan dalam dialog komik berupa kata seru. Apa saja ciri-ciri komik brainly? Memiliki sifat proporsional. Menceritakan suatu cerita dengan gambar. Menggunakan bahasa percakapan. Memiliki sisi humor. Adanya penggambaran watak. Apa ciri-ciri menggambar komik? Komik itu memiliki ukuran yang proporsional, yaitu jumlah teks dan gambar yang seimbang. Hal ini dilakukan agar pembaca seakan-akan terlibat dan ikut berperan dalam cerita. Komik menggunakan bahasa percakapan sehari-hari. Sehingga mudah dipahami semua kalangan umur. Apa pengertian dan ciri-ciri komik? Komik merupakan sebuah cerita bergambar yang sifatnya mudah dicerna atau mudah dipahami, serta lucu. Komik sendiri berfungsi untuk menyampaikan cerita melalui ilustrasi urutan gambar dan kata. Tuliskan 6 langkah dalam membuat komik? Berimajinasi. Menetapkan tokoh dan tujuan. Menuangkan imajinasi menjadi skenario sesuai karakter tokoh dan tujuan yg direncanakan. Membuat sketsa gambar sesuai skenario. Menyisipkan teks dialog dan narasi diantara gambar, sesuai skenario. Merampungkan gambar, diwarnai bila perlu. Jelaskan 4 langkah dalam membuat komik? 4. Jika sketsa gambar telah berhasil dibuat langkah selanjutnya yaitu adalah menyisipkan beberapa tulisan untuk mempertegas alur cerita. Bagaimana proses pentahapan dalam menggambar komik? Tentukan tema komik. Tentukan Isi atau jalan cerita. Kembangkan tokoh-tokoh, baik secara teks sifat tertulis maupun gambar karakter. Siapkan latar belakang cerita, dengan beberapa sampel visual wujud nyata gambar latar. Membuat komik menggunakan aplikasi apa? Apa saja alat dan bahan yang digunakan untuk membuat komik? Dalam pembuatan komik, peralatan yang dibutuhkan berupa kertas gambar dengan ukuran bebas. Biasanya bahan kertas yang digunakan untuk membuat komik adalah HVS 80 gr atau 100 gr. Kemudian mempersiapkan pensil, penghapus, penggaris, spidol, pensil warna atau crayon untuk mewarnai. Apa saja yang menjadi syarat dalam pembuatan komik? At least itu artinya apa? Jika frasa at least diartikan ke dalam bahasa Indonesia, artinya menjadi, “setidaknya” atau “sekurang-kurangnya”. References Pertanyaan Lainnya1Alat apakah yang tepat untuk mengukur diameter dalam pipa?2Pada daerah apakah yang paling sesuai bagi para petani garam brainly?3Unsur unsur apa saja yang terkandung dalam pencak silat?4Lagu kebunku dinyanyikan dengan irama berapa?5Apa tujuan percobaan jam matahari?6Ceritakan apa isi yang terkandung di dalam isi teks anekdot yang berjudul kaos tahanan KPK?7Apa alat yang di gunakan untuk mengukur suhu?81 2 jadi desimal berapa?9Pada saat lari cepat kaki kita melangkah dengan?10Apa saja syarat syarat satuan baku?
Jakarta-. Sesuai namanya, majas perbandingan adalah penggunaan gaya bahasa atau kata kiasan yang menyatakan sebuah perbandingan antara satu dengan lainnya. Penggunaan majas dalam menyatakan sebuah perbandingan dapat memberi kesan dan juga pengaruh bagi pembaca atau pendengar. Majas perbandingan cukup sering digunakan dalam sebuah pernyataan.
PengertianKomik Menurut Para Ahli Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pengertian komik adalah sebuah cerita dengan gambar yang bersifat lucu dan bisa dengan mudah dimengerti. Franz & Meier (1994:55) Defisini komik ialah cerita yang menekankan pada tindakan dan gerak yang ditampilkan melalui urutan gambar yang dibuat khas dengan paduan kata.
yJJVRON. pqh92dqm49.pages.dev/813pqh92dqm49.pages.dev/756pqh92dqm49.pages.dev/638pqh92dqm49.pages.dev/124pqh92dqm49.pages.dev/704pqh92dqm49.pages.dev/820pqh92dqm49.pages.dev/568pqh92dqm49.pages.dev/896pqh92dqm49.pages.dev/260pqh92dqm49.pages.dev/811pqh92dqm49.pages.dev/160pqh92dqm49.pages.dev/335pqh92dqm49.pages.dev/446pqh92dqm49.pages.dev/628pqh92dqm49.pages.dev/714
kalimat dalam komik berupa bahasa